Satu bulan telah berlalu. Kini Nadila sudah lebih stabil dari pada satu bulan yang lalu. Sedikit demi sedikit dia sudah bisa menerima kenyataan jika Hiro sudah meninggalkannya untuk selamanya.
Pagi ini Nadila keluar dari apartemen dan mendapati Rasyid yang waktu itu sedang membuka pintu apartemennya.
"Mau berangkat kuliah?" tanya Rasyid.
"Iya," jawab Nadila singkat. Tapi dia tersenyum pada lelaki itu.
"Tunggu sebentar," kata Rasyid kemudian dia masuk ke dalam apartemennya lagi.
Sambil menunggu Mutia yang sedang berdandan, Nadila juga menunggu Rasyid di depan sana. Entah apa yang akan dilakukan oleh Rasyid tapi Nadila sudah bisa menebak jika lelaki itu akan memberikannya makanan seperti biasa.
Satu bulan ini dia memang sering memberikan makanan pada Nadila. Entah untuk sarapan atau makan malam. Lelaki itu memberikan perhatian pada Nadila sejak kepergian Hiro.
"Yuk," ajak Mutia.
"Tar dulu nungguin Rasyid."
"Rasyid? Kenapa lagi? Mau ngasih sarapan?"