Jam sembilan malam.
Apartemen Ana sudah sepi, mungkin ibu Raga sudah tidur dengan Hiro. Dan benar tebakan Raga tersebut. Kalau Hiro tengah tidur dengan ibunya di kamarnya.
Suara pintu terbuka membuat Ana menoleh, dia langsung bangkit begitu tahu kalau anaknya sudah pulang.
"Gimana? Lancar sama nenek kamu? Disuruh nikah gak?" tanya Ana tanpa memberi jeda pada kalimatnya.
Raga meletakkan tasnya dan melepaskan jaketnya, dia duduk di tepi kasur dan memandang Hiro yang tengah tertidur pulas. Sangat tenang dalam wajah itu.
"Lancar, kayak gak tau nenek aja. Kan suka sama Raga," kekeh Raga.
Ana mengamati wajah anaknya, tampak terlihat jelas jika dia sedang menyimpan sebuah kegelisahan.
"Kenapa lagi sih? Kamu gak berantem kan sama sepupu kamu di sana?"
"Gak kok, Raga cuma bingung. Mau bilang sama nenek gak soal Hiro."
Ana menatap gusar. Matanya bergetar menatap Raga.
"Kamu—mau bilang apa sama nenek kamu memangnya?"