Beberapa hari kemudian …
Rasty sudah berkali-kali menatap jam di ponselnya yang sejak tadi teronggok membisu di sampingnya.
Makanan yang sudah dia masak tadi hampir dingin karena menunggu Raga yang tak kunjung kembali dari Tokyo.
Meski sebenarnya Rasty penasaran dengan apa yang dilakukan Raga akhir-akhir ini namun dia tak bisa bertanya. Entah ada batasan antara dirinya dan Raga karena suatu hal.
Tangannya sejak tadi sudah gatal ingin menghubugi Raga, tetapi setelah mendapatkan pesan kalau dia akan pulang agak malam, Rasty mengurungkan niatnya.
"Udah dingin, pasti gak enak." Rasty menatap kosong makanan yang sudah ia buat.
Sudah jam sembilan, dan Raga belum juga kembali.
Yang membuat Rasty lebih cemas adalah ketika dia harus berpikir mengapa Raga rutin ke rumah sakit yang ada di Tokyo. Lelaki itu sedang tidak sakit, kan?
Rasty bangkit membereskan masakannya, dan membuangnya ke dalam tempat sampah. Dia sedikit kecewa karena Raga tidak menepati janjinya untuk pulang lebih cepat.