TING TONG!
Suara bel berbunyi, Raga melirik ke arah Savira dan kekasihnya itu sudah terlelap tidur di sampingnya.
Sebelum ia pergi, Raga menyelimuti tubuh Savira dengan sebuah selimut. Sementara Raga mengenakan kaos dan celana jeansnnya lagi.
"Iya! Tunggu sebentar!" seru Raga lalu menutup pintu kamar.
Cukup takut juga dirinya kalau ternyata yang datang adalah ibu Savira yang ternyata lupa sesuatu di rumah anaknya. Mungkin dengan cara seperti itu dia akan langsung disuruh menikahi Savira pada saat ini juga.
Raga mengintip dari balik jendela. Rupanya makanan yang dipesan oleh Savira tadi baru datang. Untung saja datangnya baru sekarang bukan dari tadi, batin Raga.
"Pesanan untuk Ibu Savira, Pak," ucap si pengantar makanan.
"Oh ya biar saya yang terima." Raga menerimanya setelah membayar makanan tersebut.
"Maaf tadi sedikit terlambat karena tiba-tiba ada masalah di jalan," ucap si pengantar untuk menjelaskan agar Raga nantinya tidak protes pada restoran yang menjual makanan itu.
