Raga berpikir keras setelah dia mendapatkan persyaratan dari ibu Savira kemarin, ia berpikir bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan pekerjaan sekaligus bisa menandingi Rafael.
Melamun ketika sarapan, membuat Ana bingung melihat anaknya tak seperti biasa. Diajak bicara pun dia tidak nyambung dan terus mengulangi pertanyaan yang sama.
"Tadi ibu bilang apa?" tanya Raga. Itu pertanyaan yang sama sudah ke tiga kalinya.
Alis Ana bertaut, menatap Raga dengan pandangan penuh selidik.
"Kamu ada apa sih, Nak?" tanya ibunya pada Raga.
Raga diam lalu dia tersenyum tipis. Hanya saja kekhawatirannya bisa dilihat oleh Ana.
"Oh ya, ayah kamu kemarin."
Raga mendongak menatap ibunya.
"Ngapain dia ke sini?"
"Ibu gak tau, tapi paling mau nyuruh kamu kuliah dan meneruskan perusahaannya," jawab Ana.
Raga sebenarnya bisa saja menggunakan kekuatan ayahnya untuk menjadikannya seorang karyawan langsung tanpa melakukan banyak usaha.