"Makanan apa ini? Dingin, gak ada rasanya. Bahkan makanan di pinggir jalan aja jauh lebih baik dari ini," dengkus suami Ana setiap kali dia menyantap makanan yang dihidangkan oleh Ana.
Tak hanya sekali atau dua kali dia seperti itu. Tetapi setiap kali dia makan satu meja dengan Ana dan Raga.
Raga yang sudah hafal dengan tabiat ayahnya terkadang hanya diam. Namun ketika dia sudah tidak tahan lagi, dia akan melemparkan bom ke wajah ayahnya sendiri.
"Kalau gak suka, gak usah makan. Lagian ayah udah makan malam dengan wanita lain, kan?" sindir Raga. "Makanya selalu merasa kurang dengan masakan Ibu."
Ana diam sementara ayahnya mendelik ke arah Raga. Tiap kali dibahas masalah itu ayahnya akan diam dan tak akan mengatakan apapun lagi.
"Kenapa melamun?" tanya Rico ketika sejak tadi melihat Ana melamun dan hanya memengang cangkirnya tanpa meminumnya.
"Oh. Itu." Ana gelagapan. Tapi Rico dapat mengerti.