Kusuma boleh tenang sekarang karena telah memastikan putrinya itu tidak kedinginan. Ia pun kembali lagi ke kamarnya dan membiarkan putrinya itu beristirahat.
"Cuma Ayah yang selalu ada untuk Chika. Cuma ayah yang selalu ngertiin Chika." gadis itu sangat terharu dengan perhatian dari ayahnya.
Chika menutupi tubuhnya dengan selimut tebal miliknya. Memang bohong sekali jika dirinya tidak kedinginan.
Andai ada ibunya di Rumah ini pasti Chika tidak akan merasa seberat ini ketika menjalani ujian di hidupnya.
Ia selalu merasa sediri ketika ayahnya sedang bekerja, meskipun ada Radit dan juga bi Sari yang selalu menemaninya.
Ngomongin tentang Radit Chika jadi teringat saat tadi dirinya tidak mau bertemu dengan cowok itu.
Rasanya ia masih sangat down dengan celaan orang-orang kemarin di Warung bakso.
Chika malu saat akan menemui Radit, cowok itu begitu sangat membelanya saat di warung itu kemarin.
Malam semakin larut, baik Chika maupun Radit sama-sama belum bisa terlelap.