Pagi menjemput, sang mentari sudah memancarkan sinarnya dengan kehangatan yang menembus sampai ke kulit Radit.
Cowok itu masih tertidur, badanya deman. Sesekali juga Rafit merintih karena kesakitan.
"Aden kenapa? Ya Alloh, badan Aden panas banget!" ujar bibi.
Asisten itu kemudian turun ke bawah untuk mengambil air kompersan. Tak lupa juga ia membawa sarapan dan juga obat.
"Den, makan sarapan dulu ini bibi bawain roti."
Radit masih tak menyahut juga.
Bibi pun panik dan segera menelpom dokter keluarga untuk menanangi Radit.
"Semoga Aden gak kenapa-napa!" ucap bibi.
Di lain sisi, Chika sudah selesai memakai seragam sekolahnya. Ia masih menunggu Alex menjemputnya sambil sarapan.
Tidak lama kemudian, suara motor Alex terdengar. Chika segera keluar dan berpamitan dengan sang ayah.
"Yah, Chika berangkat dulu ya?" pamitnya pada sang ayah.
"Iya. Kamu hati-hati ya sayang!" ujarnya.
Chika pun berlalu dari hadapan sang ayah.
"Udah siap?" tanya Alex.