Sambil tersenyum Yoon bin pun melihat Tae hee dari balik Jendela di lorong kelas, ia seperti mengisyaratkan Tae hee untuk tersenyum. Sedangkan Tae hee hanya terus menatap Yoon bin dengan diam. " sepertinya bukan Yoon bin pelakunya" gumam Tae hee dalam hati. Akhirnya ia pun menaruh surat yang ia temukan tersebut ke dalam tasnya. Sekilas Tae hee pun tersenyum tipis, yang adalah senyuman pertama Tae hee pada hari ini. Tae hee memang tidak mengenal dekat bagaimana Yoon Bin, yang ia tahu Yoon bin adalah orang yang menyelamatkannya ketika ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Yoon bin berbeda dengan Jae seok yang lebih terlihat seperti berandalan sekolah, Yoon bin lebih sering terlihat menghabiskan waktu dengan berlatih atletik dan melukis . Ia tidak terlalu sering terlihat berjalan dengan kelompok tertentu seperti Jae seok saat di sekolah, Ia lebih sering terlihat berjalan dengan salah satu temannya maupun seorang diri.
Mungkin rasanya akan sangat berbeda ketika Min ah dan Hyo Rin bersama dengan nya dalam satu ruang lingkup sekolah yang sama, pasti terlihat sangat menyenangkan bisa berjalan menuju atap sekolah melalui koridor kelas bersama-sama, tertawa bersama , dan berlari keluar sekolah bersama-sama. Rasanya menyakitkan jika faktanya semua hanya harapan Tae hee saja, Min Ah yang sudah tertidur dengan tenang pasti ikut berjalan di setiap langkah Tae hee untuk tetap melindunginya dari rasa sakit yang seharunya tidak ia terima, sedangkan Hyo Rin tidak bisa berbaur dengan suasana dan lingkungan yang baru.
Waktu menunjukkan pukul 3 sore, Tae hee dan Jae seok segera menjemput Seung ki di sekolah. Seperti yang Tae hee katakan pagi tadi sebelum pulang ia akan bertemu dengan dokter psikiaternya. Mereka pun sampai di sebuah klinik besar yang merupakan sebuah psikiater yang cukup bagus di kota Ansan. Seung ki Nampak sangat asing dengan suasana ruangan lobi yang terlihat cukup ramai dengan orang-orang yang akan melakukan konsultasi dan trapi. Ia pun menatap kea rah Tae hee yang tengah melihat ke arah layar ponselnya. " Tae hee nuna, apa kau sakit? " Tanya Seung ki. Tae hee pun menoleh ke arah Seung kid an tersenyum kecil sambil mengusap rambut Seung k i. Tae hee tidak menjawab pertanyaan Seung ki sama sekali, ia bahkan sempat tertawa lebar saat keluar dari lift dan berjalan mendahului Seung ki dan Jae seok. Ia pun membuka pintu sebuah Ruangan dimana dirinya akan sudah di sambut oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan seorang dokter pribadi Tae hee. Di atas meja tertulis nama Kim Hae Shin yang di tulis di sebuah papan nama yang di terbuat dari kaca.
" kau pasti tidak meminum obat mu lagi " sahut Dokter tersebut. Mendengar hal itu, Tae hee pun tertawa dengan mata yang melihat ke arah langit-langit ruangan, perlahan ia pun mengambil nafas dan menatap ke dokter kim, " kau tahu ? aku bahkan hampir kehilangan nyawaku karena terlalu banyak meminum obat. Tapi aku tidak merasakan apapun pada diriku, aku hanya merasakan tenang dalam waktu yang sangat singkat. Aku sering bermimpi buruk akhir-akhir ini, terkadang aku merasakan bahwa diriku tengah berimajinasi dan bisa bertemu dengan diriku sendiri di masa lalu. Malam itu aku pulang ke rumahku, dan di sana tengah di adakan makan malam dengan seluruh anggota keluargaku, awal nya saat aku belum sampai di rumah ku, aku berpikir semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja. Aku bisa merasakan bagaiamana hangat nya kekeluargaan, tapi ternyata semuanya tidak pernah berubah sejak dahulu. Aku merasakan luka ku semakin membesar ketika aku melihat orang-orang yang pernah melukaiku di masa kecilku, yang aku rasakan saat itu adalah kesepian dan ketakukan… aku sangat lelah, dan aku ingin memejamkan mataku dengan hati yang bebas, tak peduli walaupun itu hanya sekali dalam hidupku. Aku selalu bertanya, apakah semua orang bisa melihat hatiku? Mengapa aku terlihat begitu sangat menyebalkan. " sahut Tae hee yang memulai ceritanya dengan dokter kim. Perlahan Tae hee pun terdiam sebentar dan menundukkan kepalanya sambil memainkan tangan nya.
Dengan cepat ia pun mengangkat wajah nya dan memperlihatkan bagaimana wajah nya sudah di basahi oleh air matanya, hidung nya bahkan terlihat memerah akibat menahan emosi yang ada di dalam dirinya. " keluarkanlah, katakan apa yang ada di dalam hatimu tanpa harus menyembunyikanya sendirian. Jika kau lelah,kau harus beristirahat, jika kau ingin menangis, menangislah sampai air mata di matamu mengering. Tidak semua orang di dunia ini bisa menahan semuanya dalam satu waktu yang bersamaan seperti dirimu, jadi menangislah " sahut dokter Kim. Tae hee pun menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, mengusap wajah nya dengan kasar dan berteriak, meluapkan semua emosi nya di dalam sebuah tangisan dan berusaha untuk mengubur kembali semuanya di dalam dirinya.
"semuanya terasa sangat sesak di dadaku sampai aku tidak bisa bernafas, aku tidak tahu siapa diriku, bahkan aku selalu takut untuk tertidur. Aku takut jika aku bertemu kembali dengan diriku dimasa lalu, bagaimana jika dia bertanya bagaimana keadaanku sedangkan aku tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Aku bahkan sangat merindukan Min ah… setiap saat aku membayangkan Min ah dan Hyo rin bisa selalu berada di dekat ku bahkan sampai kami menua bersama dan tertawa bersama-sama sambil melihat ke arah anak-anak dan cucu-cucu kami. Kau tahu, saat ini aku dan Hyo rin Nampak terasa jauh. Dan .. aku merasa hilang di tempat yang bahkan tidak asing bagiku…" sahut Tae hee yang langsung menghentikan kata-katanya. Ia pun memegangi kepalanya dengan mata yang terlihat berusaha untuk memaksanya untuk berhenti menangis. Namun usahanya itu pun gagal, air mata nya semakin keluar ketika Tae hee berusaha untuk tetap kuat menahan semua bebannya di dalam hatinya. Walaupun sesekali Tae hee memperlihatkan senyumannya kepada Dokter Kim agar terlihat bahwa ia bisa baik-baik saja.
Sementara itu, Jae seok dan Seung ki yang menunggu Tae hee di luar pun hanya bisa terdiam mendengarkan tangisan Tae hee dan segala beban yang selama ini ia bawa sendirian sejak kecil. Seung ki pun menoleh ke arah Jae seok yang matanya terlihat memerah, Ia pun berdiri dari kursinya dan melihat Tae hee dari balik pintu kaca. " Apa Tae Hee nuna memang benar baik-baik saja?" Tanya Seung ki pelan.
Di balik semua diam nya Tae hee ia sangat ingin mengatakan bahwa ia tidak bisa kehilangan seseorang yang ia sayangi lagi, mungkin jika hal itu terjadi akan menjadi sebuah hal yang bisa merenggut semuanya dari Tae hee dalam satu waktu. Setiap saat ia ingin mengatakan apa yang ia rasakan, tapi semuanya terasa sangat sesak di dada. Terlalu menyakitkan untuk menceritakan kembali semua hal yang telah ia lalui selama bertahun-tahun.