Suasana terasa sangat mencekik pada siang hari ini, lorong-lorong koridor kelas Nampak sangat sunyi karena murid-murid tengah belajar di dalam kelas. Berbeda hal nya dengan suasana di lapangan yang Nampak ramai oleh murid-murid yang tengah bermain sepak bola dan melakukan olah raga lainnya. Suasana sekolah yang di tempati Hyo rin memang berbeda dengan suasana sekolah yang di tempati oleh Tae hee, dimana di sinih banyak murid-murid bermasalah dan suka melakukan tindakan bullying baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Salah satu murid yang sering menjadi korban bullying adalah Hyo rin, seperti hari ini Nampak nya nasibnya tidak terlalu baik. Setelah jam pelajaran berganti Hyo rin tiba-tiba di tarik dan di bawa oleh beberapa orang siswi ke belakang sekolah, di sana Hyo rin mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh siswi-siswi tersebut. Hal ini bukan pertama kali nya bagi Hyo rin di tindas oleh siswi-siswi tersebut, ia bahkan pernah di permalukan di depan umum oleh mereka hanya karena saat itu Hyo rin yang akan menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti perlombaan sains.
" Hyo rin-ah, aku ingin bertanya padamu. Apakah kau tidak merasa bosan terus menerus kami tindas? " Tanya salah satu siswi sambil menjambak ramut Hyo rin. Hyo rin yang saat itu ketakutan pun tidak bisa menjawab nya, bahkan salah satu dari mereka memukul wajah Hyo rin sampai pelipis bibirnya berdarah. Mereka bahkan mengotori rambut dan seragam Hyo rin dengan tepung dan telur, dan yang lebih kejam nya lagi mereka merekamnya tanpa merasa berdosa sedikit pun. Mereka pun kemudian segera bergegas pergi meninggalkan Hyo rin yang sudah kotor dengan campuran tepung dan telur tersebut. Hyo rin pun terdiam sejenak, tak terasa air matanya perlahan menetes begitu saja, ia pun segera bergegas mengambil ponselnya di dalam saku seragam sekolahnya. Hyo rin menghubungi Tae hee dan memintanya untuk bertemu di Han River sore ini, entah apa yang akan iya katakan pada Tae hee nanti, namun Hyo rin sudah membulat kan tekad nya untuk mengatakan hal yang sebenarnya terjadi dengan nya selama ini di sekolah dan bagaimana dirinya di perlakukan layak nya sampah oleh siswi-siswi tertentu.
Tanpa ragu Hyo rin pun memanjat dinding pagar belakang sekolah dan pergi meninggalkan sekolah, semakin lama ia Nampak sudah muak dengan semua hal pada hidup nya. Dimana dirinya tidak bisa menyampaikan bagaimana perasaan nya selama ini, sejak perceraian ibu dan ayah nya serta pernikahan ibunya dimana dirinya semakin diabaikan oleh keduanya dan saat ini masalah kehidupan sekolah nya. Dengan smrik nya Hyo rin pun mengusap air matanya dan darah segar yang Nampak keluar cukup banyak di pelipis bibirnya dengan sangat kasar.
Tae hee pun Nampak memegangi ponsel nya dan terdiam sejenak setelah Hyo rin menghubungi nya, rupa nya Tae hee tengah berada di Han River dan menikmati kedamaian seorang diri. Pandangan nya pun tertuju kepada seorang anak remaja yang berusia sekitaran 19 tahun yang tengah duduk kursi yang berada di bawah pohon dekat jalanan. Remaja tersebut ialah seorang gadis yang memiliki kelainan Down syndrome, ia terlihat tengah menunggu seseorang di sana. Tae hee pun bergegas dari tempatnya dan menghampiri gadis tersebut.
" ini, kau pasti haus " sahut Tae hee sambil berjongkok dan memberikan gadis tersebut sebuah air mineral. Gadis tersebut pun terlihat sangat senang, ia bahkan terlihat memberikan senyuman nya kepada Tae hee dan memberikan ucapan Terima kasih pada nya. " kau pergi ke tempat ini dengan siapa? Kenapa kau sendirian ? " Tanya Tae hee. Gadis tersebut pun hanya tersenyum lebar dan menjawab
" ibu..ibu.. ibu sedang membeli minum .. ". Mendengar hal itu Tae hee pun tersenyum lebar, rasanya seperti ada sebuah ketenangan di dalam hati Tae hee kala ia berbicara dengan gadis tersebut. " Namaku Moon Tae hee, siapa namamu?" Tanya Tae hee sambil memegangi tangan gadis tersebut. " Kakak Tae hee… aku__Choi Jin Hee " jawab gadis tersebut. Gadis tersebut pun langsung menyodorkan seuntai bunga yang tengah ia pegang dan memberikan nya pada Tae hee. Tae hee pun menerima bunga tersebut dan menoleh ke arah Jin hee, Jin hee Nampak terlihat sangat senang dan terlihat nyaman berbicara dengan Tae hee. Tak berapa lama Ibu dari Jin Hee pun datang sambil membawa sebuah botol yang berisi air mineral dan sebuah makanan untuk Jin hee. Tae hee langsung berdiri dan menyapa ibu nya Jin hee yang rupanya sangat di sambut hangat oleh nya.
" Terima kasih karena sudah menemani putriku, sangat jarang orang-orang mau berbicara dengan nya.." sahut Ibu Jin hee. Mendengar hal tersebut Tae hee pun terdiam, ia pun menoleh ke arah Jin Hee yang Nampak tersenyum pada sang ibu. Tae hee sempat berbicara pada dirinya sendiri, bahkan Jin hee yang memiliki kekurangan tetap memberikan senyum pada semua orang yang ia temui, bahkan pada hal yang tidak ia mengerti pun ia bisa tersenyum dengan begitu hangat nya, lalu kenapa dirinya tidak mau berbaur dengan luka dan tersenyum bahkan pada hal yang sangat kecil dan sederhana.
" Jin Hee selalu membuat sebuah tulisan seperti diary di tempat ini, ia selalu merasa bahagia saat berada di tempat ini walau pun tidak seorang pun yang mau berbicara dengan nya. Bahkan hanya karena Jin hee terlahir seperti ini, ayah nya pergi saat Jin hee berumur 2 tahun. Saat itu aku memberikan nama keluargaku pada nama Jin hee karena aku tidak mau ada nama ayahnya Jin hee dalam namanya. Bagiku Tuhan sudah sangat baik karena telah memberikan anak seperti Jin hee ini di dalam hidupku, ketika aku merasa sangat lelah Jin hee selalu memberikan senyuman nya dan menghapus rasa lelah ku… " sahut Ibu nya Jin hee.
Tae hee pun langsung terdiam, ia pun menatap bunga yang ada di tangan nya tersebut, begitu banyak orang berada dalam kesulitan yang berbeda-beda tapi mereka berusaha untuk keluar dari zona tersebut demi menjadi lebih baik. Esok ia mungkin akan kembali dan menemui Jin hee lagi di tempat yang sama untuk sekedar mendengarkan cerita Jin hee dan menjadi teman nya, siapa sangka hal kecil tersebut rupanya sangat berarti bagi Jin hee. Jin hee tidak akan duduk bersama ibunya saja, tapi ia akan duduk bersama teman baru nya yaitu Tae hee pada hari esok dan seterusnya. " untuk diriku 15 tahun yang akan datang, apakah di masa depan kau masih bisa bertemu dengan Jin hee, dan berdiri di tempat ini untuk sekedar menjadi penopang untuk Hyo rin? " sahut Tae hee di dalam hatinya. kelopak bunga yang ia pegang tersebut pun terjatuh dan tertiup hembusan angin, dengan mata yang berkaca-kaca ia melihat kelopak bunga yang terbang menjauh dari dirinya, kelopak tersebut pun terbang ke arah sungai sampai akhirnya Tae hee melihat sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelum nya. Setelah kelopak bunga yang tertiup angin tersebut jatuh ke tanah, terlihat sosok Min ah tengah berdiri di tempat dimana Tae hee mengangkat telepon dari Hyo rin. Tae hee pun terseyum sambil berkaca-kaca ke arah Min ah yang membalas senyuman nya tersebut, ia nampak meneteskan air matanya karena melihat Tae hee pergi menyelam terlalu jauh ke dalam luka masa lalu nya. Min ah pun tersenyum dan menghilang begitu saja dari pandangan Tae hee. Tae hee pun langsung mengalihkan pandangan nya ke arah lain dan tersenyum ke arah tempat Min ah berdiri tadi.