Chereads / The Silent : Breathe / Chapter 3 - 3

Chapter 3 - 3

" Jadi, apa tujuan mu sebenarnya datang ke sini Moon Tae Hee ? sejak awal aku sebenarnya sudah memiliki rasa yang tidak enak terhadap dirimu. Aku merasakan hal yang aneh datang bersamaan dengan datang nya dirimu ke sini. Park Min Ah pindah dari sekolah ini dan tak lama setelah itu kau datang, kau tidak pernah membiarkan rambut mu terurai. Awalnya aku berpikir karena kau lebih menyukai rambutmu terikat seperti itu, tapi saat aku melihat rambutmu terurai tadi aku baru menyadari bahwa sebenarnya kau adalah teman dekat dari Park Min Ah. " sahut Sooyeong.

Setelah peristiwa yang terjadi tadi di kantin, Tae Hee memutuskan untuk pergi ke atap sekolah, dengan Sooyeong yang mengikutinya dengan beberapa pertanyaan yang selama ini ingin ia tanyakan pada Tae Hee sejak tadi. Dengan hati-hati Sooyeong mengajukan pertanyaan yang sangat ia ingin tanyakan pada Tae Hee, karena dilihat dari rawut wajah Tae Hee saat ini ia memang benar-benar tidak seperti Tae Hee yang Sooyeong ketahui setiap hari nya.

" Sooyeong-ah …. " sahut Tae Hee dengan nada berat.

Sooyeong pun menatap wajah Tae Hee dalam, menunggu apa yang akan di katakan oleh Tae Hee, dalam suasana hening dan angin yang menyertai mereka berdua.

" Park Min Ah sudah tidak ada lagi di dunia ini " sahut Tae Hee.

Sooyeong pun terkejut dengan perkataan Tae Hee, nyatanya bukan hanya Sooyeong saja yang terkejut mendengar hal tersebut Jae Seok yang diam-diam mengikuti mereka dan mendengarkan pembicaraan mereka di balik dinding itu pun langsung membuka matanya saat Tae Hee mengatakan bahwa Min Ah sudah tidak ada di dunia ini lagi. Sooyeong pun menangis dengan nafas nya yang terasa sangat berat, sama hal nya dengan Tae Hee yang sudah sejak tadi menahan rasa sesak didadanya saat berbicara dengan Eun Jung.

" kau pikir apa yang aku lakukan di tempat ini ? aku datang hanya untuk membalaskan kematian sahabat ku Park Min Ah, jangan berpikir bahwa Min Ah mati dengan takdirnya. Min Ah mengakhiri hidupnya sendiri di depan mataku, dan seharusnya sudah sangat jelas bahwa aku akan membalaskan itu semua pada Seol Ji dan teman-temannya. Karena mereka yang menghancurkan hidup Min Ah, dan itu yang menjadikan kami yang tersisa semakin terjatuh dan membenci dunia ini " sahut Tae Hee sambil menahan sesak di dadanya.

Walaupun Sooyeong tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Tae Hee, tapi ia merasa bahwa dirinya tidak bisa mempercayai bahwa Park Min Ah yang begitu ia kenal sebagai wanita yang ceria dan selalu ramah pada semua orang pergi dengan cara seperti itu. Ia memang merasa sangat begitu kehilangan sosok Min Ah, namun saat ia menatap wajah Tae Hee yang begitu kuat menahan rasa sedihnya dan rasa sakit dari itu semua ia sadar bahwa Tae Hee dan temannya lah yang begitu sangat kehilangan sosok Min Ah. Perlahan Sooyeong mencoba menghapus air matanya dan perlahan mendekat ke arah Tae Hee dan memeluk nya.

" setiap saat aku teringat akan hari itu, aku merasa bahwa waktu terhenti dan perlahan dadaku terasa sangat sesak, aku merasakan sakit dan beratnya beban di pundak ku. Jika aku mengakhiri hidupku saat ini juga, lalu siapa yang akan membalaskan rasa sakit Min Ah. Hyo Rin ? jika ia menyerah saat ini juga, apa aku yang harus menyelesaikan nya ? lalu, jika aku pun menyerah maka siapa yang akan berbicara untuk diriku nanti ? " – Moon Tae Hee.

Jam menunjukkan pukul 15:00 sore, Tae Hee dan Sooyeong pun berjalan keluar melalui gerbang sekolah kemudian akhirnya berpisah di sana. Tae Hee melangkahkan kaki nya sendirian untuk menemui Hyo Rin di depan pertigaan jalan di dekat restoran iga. Tae Hee tidak sadar bahwa di belakang nya ada seseorang yang tengah mengikuti dirinya sejak dari depan gerbang sekolah tadi. Tae Hee pun menghentikan langkahnya di sebuah toko bunga, ia pun membeli sebuah buket bunga mawar berwarna putih dan kemudian pergi dari sana. Tae Hee pun melanjutkan langkahnya dan berjalan dengan sangat semangat, Langkahnya pun kembali terhenti ketika ia melihat seorang wanita melambaikan tangan ke arahnya dari ujung jalan yang ada di depanya. Wanita itu adalah Hyo Rin yang sudah menunggu Tae Hee sejak tadi, ia pun membawa sebuah buket bunga berwarna putih di tangannya. Hyo Rin pun tersenyum pada Tae Hee yang menghampiri dirinya itu, mereka berdua langsung menaiki taxi yang sudah ada di pinggir jalan tadi.

Suasana di dalam Taxi pun terasa sangat hening dan sunyi, Baik Tae Hee atau pun Hyo Rin hanya terdiam dan saling melihat ke luar jendela menatap apa yang ada di luar. Wajah Hyo Rin terlihat sedang memikirkan sesuatu, suasana hati nya memang tengah gelap karena persoalan keluarganya,Semenjak keduanya bercerai pada saat Usia Hyo Rin masih berada di bangku Sekolah Dasar, baik Ibu maupun Ayah nya seperti tidak lagi memperdulikan Hyo Rin. Ayah nya sudah sangat sibuk dengan keluarga barunya, dan ibu nya hanya terus memikirka pekerjaannya. Namun di balik dari itu semua ada rasa sakit yang Hyo Rin rasakan saat di sekolah, saat semua orang Nampak tidak ada yang ingin menjadi temannya dan hanya terus menganggunya. Mereka berdua pun berhenti di salah satu pantai di daerah provinsi Gawong-do, saat turun dari taxi, mereka berdua pun segera menuju pantai dan berdiri di sebuah batu karang yang panjang. Matahari sore melengkapi suasana saat ini, Tae Hee dan Hyo Rin Pun meletakkan bunga yang mereka bawa tadi di dekat ujung batu karang tempat mereka berdua berdiri. Di tempat ini lah abu dari Min Ah di taburkan sebelum sisa abu dari kremasi tersebut di bawa oleh keluarganya ke Busan, kampung halaman Min Ah.