ROSE AND SUNSET
Hansung sungguh tidak terima dengan kekeliruan malam itu, begitu pula dengan jaebum sendiri. Dirinya marah besar. Meskipun hansung juga marah, akan tetapi ia tidak menampakkan kemarahannya di depan teman-temannya, karena menurutnya, itu hanyalah perasaan pribadinya yang tak perlu orang lain tahu.
Saat mereka sudah sampai di asrama masing-masing, seonho memandang wajah hansung yang hampir tertidur di sampingnya. Malam itu mereka sepakat bahwa seonho berada di antara hansung dan hyunsang.
"kau mengagetkanku!" kata hansung.
"maafkan aku, atas insiden tadi" seonho takut ia akan menyakiti perasaan hansung.
"oh, sudahlah. Sudah malam, lebih baik lupakan dan tidur. Aku sudah mengantuk" sebenarnya jauh dari dalam lubuk hati yang terdalam hansung ingin mengetahui kenapa jaebum bisa begitu sangat membencinya, padahal ia belum pernah bertemu dengannya sama sekali, "apa ia pernah bertemu dengan hansung asli?" pikirnya. Namun malam itu ia tertidur lelap.
Sedangkan, di luar sana. Seseorang berpakaian hitam lengkap dengan penutup wajah sedang memantau keadaan gerbang istana melalui atap-atap aula. Tak ada yang mengetahui keberadaan pria itu selain pria itu sendiri dan cahaya bulan yang menyinarinya. Akan tetapi, di bawah sana, ada dua pria yang bercakap-cakap saat melakukan tugas patrol malam. Hingga salah satu diantara mereka menatap langit, "hei lihat, mala mini bulan purnama rupanya? Cantik ya?".
"coba kulihat, waah benar. Tapi tunggu, bayangan apa yang ada di atas atap situ?" salah satu prajurit bertanya. "oh tidak!" salah satunya berteriak dan mengacungkan pedang dari punggungnya. Karena merasa tempat persembunyiannya diketahui orang lain. Maka, tak perlu waktu lama, ia kemudian bergegas menghilang dari pandangan seolah-olah taka da siapapun disana. "hah? Kemana dia tadi? Kok hilang?" Tanya teman yang berlindung di balik punggung pria yang mengeluarkan pedang tadi.
"oh tidak, dia punya kekuatan sakti rupanya" pikirnya.
# # #
Keesokan paginya, hansung bangun paling awal dibandingkan teman-temannya. Ketika dia keluar asrama ia mendapati hyunsang sudah terduduk manis di dipan yang menjadi tempat berkumpulnya mereka saat bersenda gurau. "kau? Bangun sepagi ini?" Tanya hansung heran. Karena sepengetahuannya selama ini, dirinyalah orang nomor satu yang selalu bangun di pagi hari.
Hyunsang menyeruput the terlebih dahulu sebelum akhirnya menjawab pertanyaan hansung. "seorang kesatria harus bangun lebih awal bahkan sebelum matahari terbit. Bukankah begitu hansung?"
"tapi, aku tidak pernah mendapatimu bangun lebih dulu dibandingkan aku sebelumnya. Oh iya, aku baru sadar. Pantas saja tadi aku merasa ada yang berbeda, ternyata tidak ada kau di kamar ya semalam" kata hansung.
"benar, semalam aku menghabiskan waktuku di perpustakaan setelah bertemu yang mulia" jawab hyunsang.
"ooh begitu, meskipun dia ayahmu kau tetap memanggilnya yang mulia?" Tanya hansung penasaran.
"baiklah, kau mau mandi bukan? Aku juga belum mandi sebenarnya. Bagaimana kalau kita mandi bersama? Lagipula akan lebih seru jika kita mandi bersama-sama, benar kan?" Tanya hyunsang.
"JANGAN!" teriak hansung.
"kenapa? Perasaan aku baru ingat, aku tidak pernah mandi bersamamu sebelumnya, padahal aku sudah sering mandi bersama lainnya, dengan seonho, dengan dasong, sungmin, dohyun juga.."
"STOP! Intinya aku suka mandi sendiri, dan aku tidak mau mandi bersamamu. Apapun itu alasannya!" jawab hansung.
"ooh, kau pria pemalu rupanya?" goda hyunsang.
"kenapa? Karena kau tidak punya bisep? Lekukan di perut? Atau karena kau memiliki bentuk badan yang tidak sempurna untuk laki-laki?" goda hyunsang lagi.
"terserah apapun itu katamu, yang penting aku lebih nyaman mandi sendiri!" setelah berkata demikian hansung segera pergi. Ia mempercepat jalannya karena hyunsang masih mengikutinya di belakang.
"HENTIKAN! Kataku!" hansung berteriak ketika hyunsang hampir mengagetinya yang berjarak 1 meter di dekatnya.
"kenapa kau semarah itu si?" Tanya hyunsang heran.
Pagi ini, hansung tidak ingin berdebat dengan siapapun termasuk hyunsang yang ada di depannya sekarang. "aku tidak mau marah-marah saat pagi. Jadi kuulang sekali lagi, jangan ikuti aku atau kau akan merasakan akibatnya!" ancam hansung.
"emang, kalau aku tetap mengikutimu apa yang akan kau lakukan?" goda hyunsang.
"baiklah, jika itu maumu. Kau boleh menyesal nantinya" hansung mengambil ancang-ancang dengan meletakkan baju gantinya di batu tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia pun menyingsingkan lengannya. Sedangkan hyunsang menunggunya dengan melipat kedua tangannya di dada. Hansung mulai berjalan mendekati hyunsang, saat tepat berada di depannya yang hanya berjarak beberapa senti hansung memegang kedua bahu hyunsang, karena hyunsang lebih tinggi dibandingkan dirinya maka ia sedikit berjingkat dan membuka mulutnya dan boom.
Ia mengeluarkan aroma mulutnya yang masih bau sehabis bangun tidur. Hyunsang yang mencium aroma busuk seperti itu langsung terhuyung ke belakang dan pusing. Baru pertama kali ini ia hidup sebagai seorang pangeran dan tidak mendapat penghormatan sama sekali. Setelah aroma bau itu sudah menghilang ia langsung mencari hansung yang sudah menghilang di hadapan. "gila! Pria itu benar-benar gila! Wibawaku sebagai seorang pangeran hilang di hadapannya"
Dalam hati ia merutuki hansung dan berharap bisa membalas atas apa yang ia alami pagi ini.
# # #
Sesampainya di kelas, hyunsang mencari tempat duduk di samping hansung. Meskipun sudah ada seonho di sana tapi hyunsang tetap masuk diantara mereka berdua dan duduk di samping hansung. Mereka berdua pun bingung dengan tingkah aneh hyunsang pagi itu, masih kesal dengan aroma bau tadi pagi hyunsang pun merangkulkan lengannya ke leher hansung dengan kencang.
Hansung kesulitan bernapas. Tapi hal itu tak dipedulikan oleh hyunsang, sambil mendekatkan mulutnya ke telinga hansung, "kau kira kau akan kulepaskan begitu mudahnya? Hah? Aku akan membalas dendam atas apa yang kau lakukan padaku tadi pagi! Kau tidak akan bisa hidup aman sekarang, Ingat itu!" ancam hyunsang.
"arrgh, aku tidak bisa bernapas. Lepaskan… akk, uhuuk uhuuuk!" hansung meronta-ronta akan tetapi tidak dilepaskan oleh hyunsang.
"hyunsang! Lepaskan! Hansung tidak bisa bernapas!" lerai seonho.
"hyunsang! Apa yang kau lakukan?" lerai dohyun yang tiba-tibda datang dari belakang. "hansung, kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menepuk nepuk bahunya.
"tidak apa-apa, aku baik-baik saja kok" kata hansung. Dalam hatinya ia tidak menyangka jika kemarahan hyunsang akan mempercepat kematiannya. "aku tidak ingin mati terlebih dulu, aku ingin bisa membawa nama hansung menuju tempat yang lebih baik".
"kalau kau mau, di belakang masih ada tempat duduk. Kau duduklah disana, menjauh saja dari sini" saat dohyun mengatakan hal tersebut tatapan matanya melihat kea rah hyunsang yang masih duduk di tempat semula. "apa-apaan ini? Kenapa kau mengatur dia? Jangan ikut campur urusan ku dengan hansung!" ujar hyunsang sambil berdiri.
"aku hanya ingin menyelamatkannya darimu, apa aku salah?" Tanya dohyun kepada hyunsang.
"sudahlah, aku ingin pindah ke belakang saja" ucap hansung.
"hansung! Kau kan harusnya duduk di sampingku! Ini semua karena kau hyunsang!" kata seonho langsung berdiri dan menyenggol bahu hyunsang. Hyunsang yang merasa tersudut pun hanya bisa diam.
"ini kesempatanku karena mendapat dukungan dari dohyun. Hyunsang sudah terlanjur marah. Bagaimanapun juga aku harus bisa terhindar dari kemarahan hyunsang!" kata hansung dalam hati.
"hansung, ingat satu hal. Kau tidak akan bisa lepas dariku sampai kapanpun!" ancam hyunsang saat hansung mulai berjalan bersama dohyun ke belakang. "gila, hanya karena aku membauinya tadi pagi dia sampai semarah itu?" Tanya hansung dalam hati.
"waw, pertengkaran dingin mereka mulai terlihat nyata bukan?" kata seorang mahasiswa di sisi belakang kelas.
"kau benar. Aku senang melihat keributan ini. Ketidakuran mereka mulai Nampak bukan?" jawab teman sampingnya.
"benar, aku senang melihatnya!" jawab yang lainnya. Setelah itu, mereka tertawa bersama.
"hmmm, menarik sepertinya orang semacam hansung ini" kata jaebum dalam hati saat mendengarkan obrolan singkat mahasiswa di depannya.