Rose and sunset
Hari pertama pembelajaran akademi haeseok sudah dimulai, hansung sangat bersemangat menyimak jadwal belajar dan jadwal latihan yang telah dibagikan. Matanya berseri-seri, semua orang yang melihatnya merasakan sesuatu yang berbinar dari mata hansung. Hal itu tak lepas dari pandangan dohyun, meski tatapannya dingin saat melihat tingkah hansung namun jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam hatinya tergelitik melihat tingkah lucu seorang gadis yang berpakaian laki-laki itu.
"hansung! Nanti kamu di sampingku yaa!" ajak seonho menggandeng bahu mungil hansung.
Setelah itu, mereka pun pergi ke aula pembelajaran bersama-sama. Sepanjang perjalanan hansung pun merasa bahagia, betapa beruntungnya dia karena memiliki kesempatan untuk belajar di tempat elit seperti ini. Tak hanya dia, beberapa temannya yang satu asrama juga merasa beruntung karena menjadi salah satu orang yang berhasil lolos dalam seleksi awal. Namun, ini hanyalah awal dari perjuangan akademik mereka, kita semua tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan nanti.
# # #
Di malam harinya…
"maafkan aku yang mulia" ucap seorang lelaki berpakaian lusuh sedang bersujud di hadapan seorang wanita yang memiliki mata tajam dan sudut bibir yang agak naik. Jika dipandang wajah wanita itu cukup cantik, namun sayangnya kecantikannya seperti memancarkan aura jahat bagi sekelilingnya.
Di dalam oktaejong tersebut, mereka berada di sebuah ruangan rahasia yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja. "apa saja yang telah kau lakukan sekarang? Katamu kau mempunyai suruhan yang pasti berhasil saat membunuh, tapi kenyataannya? Dia malah berhasil hidup dan sekarang dia ada di haeseok!"
Kemarahan wanita tadi tak bisa terbendung lagi, gelas yang ia pegang ia lemparkan tepat di samping suruhannya untuk menimbulkan rasa takut. "ampun nyonyaa, ampun. Saya sungguh sungguh yakin kalau pria itu sudah tewas malam itu, karena pagi harinya saya melihat beberapa orang berkumpul untuk membakar jenazahnya" ucap pria itu gemetaran, nyawanya ternyata tak berbeda jauh dari orang yang dia inginkan untuk mati.
Wanita tadi mendekat kemudian ia meletakkan kakinya di atas bahu pria kurus itu agar bisa sujud lebih rendah lagi, "benarkah?".
"nyonyaa, ampuni saya. Saya benar-benar melihat bumbung asap hitam meninggi minggu lalu" ucapnya sambil menangis tersedu-sedu.
"bagaimana jika yang dibakar saat itu adalah orang yang kau suruh?"
Ucapan terakhir dari wanita tadi membuatnya diam seribu bahasa, apa mungkin benar jika anaknya yang ia suruh telah gagal dalam membunuh Hansung? Pikirnya dalam hati.
Tak selang lama dari situ, wanita tadi menyepak bahu pria tadi supaya bisa berbaring telentang. Tangannya seperti menengadah ke samping pelanyannya yang setia langsung mengerti apa yang dimaksud sehingga ia pun memberikan sebilah pedang kepada majikannya.
"nyonya! Jangan!" teriak pria tersebut.
Namun itu semua terlambat, nyawa pria berpakaian lusuh tadi sudah tak bisa diselamatkan lagi, dirinya gagal dalam menjalankan perintah majikanya sehingga dia pun menyusul putrinya kea lam baka.
Hiruk pikuk di luar ruangan rahasia itu tak mampu menghapus kesunyian dan kengerian disana. Semuanya terlihat mencekam, terutama bagian jenazah si mayat yang masih teronggok mengerikan disana, darahnya mengalir kemana-mana bahkan menyentuh bawah gaun yang sedang dipakai oleh wanita kejam tadi.
"horang! Ambil pedang ini dan ayo kita pulang. Sudah tidak ada gunanya lagi aku disini!" ucap wantia keji itu.
# # #
Sedangkan di ruangan lain…
"Kim hansung, orang ini akan memiliki karir cemerlang di masa depan nantinya, aku harap dia memiliki semangat yang sana dengan kita" kata menteri pertambangan mengawali pembicaraan malam itu.
"tuan, apakah benar bahwa kim hanlong akan menjadi salah satu guru yang mengajar putra-putra kita nantinya?" Tanya salah satu menteri yang ikut hadir dalam pertemuan rahasia itu.
"benar, namun kalian tidak usah khawatir. Dia tidak akan lama di istana dan dia juga hanya akan bekerja sebagai guru. Tidak lebih dari itu" kata menteri pertambangan.
Mendengar ucapan dari ketua mereka, semuanya menjadi lega dan bisa menarik napas dengan bebas.
# # #
hansung tidak bisa tertidur lelap malam itu. Ingatannya melayang membayangkan ketika dulu ia masih tinggal dengan hansung dan pamannya. Ketika pamannya bepergian jauh, ia selalu tidur dijaga oleh sepupunya. Setelah ia tertidur baru hansung akan pergi menuju kamarnya meninggalkan wonbi.
Namun, tidak ada hansung disini. Ia masih mengharapkan keberadaan saudaranya, bagaimana ya kehidupan surga? Tanya wonbi dalam hati. Ia pun menunggu kedua temannya hingga terlelap, baru setelah itu ia mencoba berpindah ke samping menjauh dari kedua temannya tersebut. Bagaimanapun juga, ia adalah seorang wanita dan tidak baik tidur tanpa sekat dengan pria yang bukan siapa-siapa bagi dia.
Lama sekali ia mencoba memejamkan matanya, namun taka da kantuk yang dating menghampirinya. Ia mencoba terdiam, memandang langit-langit kamar. Kemudian memutuskan untuk berdiri dan membuka jendela kamarnya. Angina malam langsung masuk ke dalam kamarnya. segar sekaligus dingin membuatnya agak sedikit menggigil, begitu pula dengan kedua temannya yang tengah berbaring di belakangnya.
"sepertinya mereka kedinginan juga, lebih baik aku tutup setengahnya" ucapnya pada diri sendiri.
Meskipun malam itu gelap, akan tetapi terangnya bulan masih mampu memberi penerangan hingga ke kamar wonbi. Kenangan wonbi melayang ketika di masa kecil dulu, perpisahannya dengan wonki juga seperti mala mini. Hatinya hancur dan mati, akan tetapi keadaan malam itu tak mendukung perasaan hatinya.
"wonki? Kamu dimana sekarang? Aku benar-benar merindukanmu" kata wonbi.
Baru saja setelah mengatakan hal itu, pintu di belakangnya terbuka lebar oleh seseorang, ternyata minhyung, "kau belum tidur hansung?".
"oh, minhyung. Belum. Tapi sebentar lagi aku ingin tidur" kata hansung berusaha menutup jendela.
"bisakah kita berdua berbicara sebentar?" Tanya minhyung.
Hati hansung berdesir tiba-tiba. Ia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh minhyung kepadanya mala mini. Apakah tentang masa lalunya? Sungguh, ia bisa mati jika minhyung menanyakan tentang kenangan hansung semasa kecil yang ia tak tahu sama sekali.
"sebentar saja, bisakah kau keluar sebentar. Kutunggu di bangku kecil depan ya?" kata minhyung meninggalkan ruangan hansung. "aduh, bagaimana ini? Semoga ia tidak bertanya yang aneh-aneh, huft" hansung pun menarik napas panjang untuk menenangkan diri.
Hansung kemudian bergerak menuju ke bangku kecil yang dimaksud minhyung, "aku tidak tahu ada danau sebagus ini di istana ini. Beberapa kali aku berkeliling dan beberapa kali juga aku menemukan sebuah danau, ada berapa danau di lingkungan istana ini?" Tanya hansung membuka percakapan.
"benar, ada beberapa danau di istana ini. Salah satunya yang ada di depanmu ini, bukankah kita termasuk orang yang sangat beruntung karena bisa menikmati pemandangan ini tanpa harus membayar mahal?" kata minhyung sambil menuangkan the dari teko.
"minhyung, aku ingin minta maaf sebelumnya. Jujur, ketika aku sudah tidak keluar dari istana aku mengalami semacam penyakit yang ternyata merenggut ingatanku. Jadi, ketika kau membicarakan kenangan masa kecil bisa jadi aku lupa. Maafkan aku. Tapi, aku tak keberatan untuk mendengar semua kenangan masa kecilku saat masih di istana" ucap hansung.
"tak usah dipikirkan, aku tahu itu sudah lama sekali. Tapi asalkan kau tahu kenapa aku bisa segembira itu saat bertemu denganmu? Ya ampun, bertemu dengan mereka semua yang sedang terlelap di dalam, huft… membuatku frustasi dan bisa bisa aku jadi gila!" kata minhyung meninggikan suaranya.
Hansung yang mendengarnya saja sudah tertawa, ia sudah bisa membayangkannya dengan jelas. Karena ia sudah melihatnya sendiri tadi.
"ah, hyung. Ada satu hal yang ingin kutanyakan. Apakah kalau di akademi ini boleh memiliki hubungan antar ehmm bagaimana yaa bilangnya, semacam hubungan wanita dan pria apa diperbolehkan?" pertanyaan hansung membuat minhyung bingung, dahinya berkerut.
"kenapa memangnya? Kau punya hubungan yang kau tinggalkan di daerah asalmu?" Tanya balik minhyung.
"ah tidak, tapi… tadi ada seseorang gadis yang mendekatiku dan menanyakan perihal dohyun. Apakah dia kekasih dohyun?" Tanya hansung.
Mendengar pertanyaan itu minhyung langsung manggut-manggut tanda mengerti. Ia tahu siapa gadis yang dimaksud oleh hansung ini. "aku tahu, gadis ini bernama shin chaewon…"
"benar! Namanya shin chaewon! Aku ingat sekarang" kata hansung memotong ucapan minhyung.
"oke, kulanjutkan. Chaewon ini sudah menyukai dohyun sejak kecil, tapi dohyun tak pernah menyukainya balik. Sedangkan kakaknya yang bernama dawon menyukai hyunsang, dan hyunsang juga tidak menaruh ketertarikannya pada dawon" kata minhyung.
"oooh, berarti bisa dibilang ini adalah kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Begitu?" Tanya hansung.
Minhyung hanya meneguk air the dan manggut-manggut tanda membenarkan. "tapi, gadis ini meminta bantuanku untuk membantu agar bisa dekat dengan dohyun, bagaimana dong?" Tanya hansung lagi.
"jangan, kusarankan jangan. Jika gadis ini dating padamu lagi, acuhkan saja dia atau alihkan saja pembicaraan kalian. Jangan sampai dohyun tahu dan murka karenanya, kita semua sudah pernah menjadi korban dari amukan dohyun"
Penjelasan minhyung sudah cukup jelas, ia harus berusaha bagaimanapun juga untuk menjauhi atau menolak gadis baik itu secara halus. Ia pun kemudian mengambil secangkir the yang telah dituangkan minhyung untuknya. Aromanya sangat nikmat, sehingga sebelum meminumnya ia mencoba untuk menghirup aromanya sebanyak mungkin.
"selain itu, meskipun dia sangat baik tapi kau harus berhati-hati siapa tahu dirinya memiliki sifat yang licik" kata minhyung menambahkan.
Hansung menyesap tehnya sedikit, "hei, bagaimana mungkin gadis semanis dan selembut itu kau bilang licik?" komentar hansung.
"hansung, itu semua karena kau adalah pendatang baru disini. Kau tidak tahu. Nih, aku kasih tahu sekarang, ibu dan kakaknya adalah orang paling licik yang pernah kutemui, mereka berada di antara dua kubu besar di istana ini. Jadi kuharap kau berhati-hatilah, kita tidak ada yang pernah tahu apa yang ada di hatinya, lagipula buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" ucap minhyung, menutup kalimatnya dengan sebuah pepatah.
"memangnya dia putri siapa?" Tanya hansung polos.
"kau tidak tahu? Dia itu putri dari wanita terkejam yang pernah tinggal di istana ini, kim youngwa dan menteri keuangan shin dongwook!" minhyung lalu melanjutkan menyesap tehnya.
Hansung yang mendengar nama shin dongwook disebut langsung membeku seketika, cangkir di tangannya terlepas sehingga air the yang ada dalam cangkir tumpah kemana-mana.
Ia ingat betul siapa shin dongwook. Orang bodoh yang telah membuatnya terpisah dengan wonki dan ibunya. Dia adalah ayah kandungnya yang kemudian memilih penyihir untuk dijadikan istrinya. Jika shin dawon dan chaewon adalah putri dari ayahnya, berarti mereka adalah adik tirinya?.