Rava meregangkan tubuhnya saat keluar dari kamar pasien. Beberapa hari dirawat, dia sangat tidak merindukan bau obat dan pemandangan dinding yang suram. Masih mending kalau berada di kamar VIP seperti dulu. Suasananya berbeda sekali, lebih seperti di hotel bintang lima daripada rumah sakit.
"Sepertinya, kamu sudah benar-benar segar, Rava," celetuk Kacia yang berjalan menjejeri tuannya itu, memberikan senyum hangatnya.
Senyuman itu memicu Rava untuk ikut tersenyum. "Iya, nih. Seneng banget udah sembuh."
"Ingat, besok kita udah mulai latihan. Lu bakal gue gembleng sampe mau muntah," ujar Janu, berjalan di belakang mereka.
"Kenapa Zita dan Aiden tidak bergerak lagi ya setelah beberapa hari?" tanya Lyra sambil memegangi dagunya.
Lois mengangkat bahu. "Dari yang kubaca, Aiden memang kadang suka mengambil jeda setelah melakukan kejahatan. Dia bilang, itu untuk menyegarkan insting seninya. Dia memang benar-benar gila."