Malam hari, Robin mengenakan setelan kemeja kasual terbaiknya. Rambutnya pun sudah ditata sedemikian rupa dengan gel. Badannya juga sudah disemprot dengan parfum terbaik.
Membawa sebuah buket bunga dan menenteng satu kotak kecil yang dibungkus kertas kado, pria itu mendatangi sebuah rumah sederhana yang cat pintunya sudah sangat pudar.
Belum juga mengetuknya, pintu itu terbuka lebar. Alih-alih disambut Medora, Robin malah berpapasan dengan seorang pria berkumis tipis dan berambut sedikit mengembang. Keduanya langsung mematung, melongo dan memandang satu sama lain.
"Eh, Robin?" Medora melongok dari punggung pria itu.
"I .... Ini?" Robin menunjuk pria tersebut dengan tangan yang mulai bergetar.
"Ah, ini Dirga, ayah Gilang."
Dirga memandang buket bunga di tangan Robin, kemudian mengangkat kedua tangannya. Dia sempat mendengus kesal, tetapi memilih pergi melewati Robin begitu saja. "Aku nggak ada urusan. Terserah kalian mau ngapain juga."