"Lois, apakah kondisi pikiranmu itu benar-benar buruk, sampai membuatmu tidak ingin melepaskan celana? Di sini, paling yang bisa melihat pantat dan pahamu cuma kita-kita saja," cerocos Ione saat dirinya dan yang lain baru sampai di sebuah lapangan basket untuk umum.
Lois mengangkat bahu. "Aku cuma sudah terbiasa saja. Lagipula, cuaca sedang dingin."
Beberapa sosok Piv muncul entah dari mana, mengambil posisi di berbagai tempat, lantas memancarkan cahaya kuning temaram dari tubuh mereka. Penerangan di tempat itu memang sangat minim.
Lyra sudah memakai baju tempur, masuk ke lapangan basket yang terbuat dari beton tersebut. Sementara itu, rekan-rekannya berkumpul di dekat gerobak-gerobak batagor yang disimpan di samping lapangan.