Zita tergeletak begitu saja di lantai ubin yang dingin. Menelungkup dan memejamkan matanya, bidadari itu tak memakai busana sama sekali, membuat luka-luka di tubuhnya terlihat jelas. Tak berapa lama kemudian, Aiden datang sambil membawa sebuah laptop. Ia menaruh laptop itu di atas tumpukan empat mayat dengan bekas cekikan tali di leher.
Setelah membuka portal streaming berita di laptop itu, Aiden duduk begitu saja di punggung Zita, seolah bidadarinya itu adalah sebuah perabot tanpa nyawa. Tubuh Zita sedikit mengedik karena Aiden jelas menduduki luka di punggungnya, tetapi bidadari itu tetap tak sadarkan diri.
Aiden melempar-lemparkan sebuah bola mata yang sudah diawetkan ke atas layaknya mainan. Matanya fokus memerhatikan berita di laptop itu. Telinganya mendengarkan dengan saksama sang narator yang membawakan berita tentang hasil 'karya' Aiden di jalanan itu.