Sekuat apa pun keinginannya keluar dari kendaraan untuk memeriksa bangunan yang terbakar itu, Marcel tak bisa melakukannya. Selain karena Aiden, nyeri di kepalanya benar-benar sudah tak tertahankan lagi. Ia sampai mati-matian membuka matanya, yang terasa begitu berat. Kedua tangan dan kakinya makin bergetar. Ia tak yakin bisa berdiri dengan baik kalau turun dari kendaraan itu.
Beberapa saat berlalu, dilatar belakangi oleh lidah api yang makin membakar, Zita dan Ione sempoyongan berjalan ke luar restoran dengan pakaian yang penuh dengan noda hitam karena terbakar. Tak hanya itu, tubuh keduanya juga dihiasi luka bakar di sana-sini. Bahkan asap tipis juga tampak sedikit menguar dari bidadari-bidadari itu.
Ione yang berada di belakang Zita pun berlari dan mengayunkan palu besarnya untuk yang kesekian kali. "Arggghhh!!!"
Dang!