"Akhirnya, kamu membunuh lagi, ya?" tanya sang bidadari bertopeng, terus berjalan dengan didampingi seorang pria paruh baya dengan rambut tipis. Candra, pria yang kini jauh lebih kurus itu tampak menyunggingkan senyum sumringah.
Ione menghapusi air matanya, memandang tajam bidadari yang seharusnya sudah tiada itu. "Pihak atas bermain-main dengan nyawa lagi rupanya."
Varya sedikit melontarkan tawa getir. "Bagaimana denganmu? Kamu juga ingin mengembalikan nyawa kekasihmu itu, kan? Apa itu bukan bermain-main dengan nyawa namanya?"
Mulut Ione menutup rapat. Ia fokus memerhatikan gerak-gerik Varya.
"Aku boleh memberi saran, tidak?" Varya berhenti melangkah. "Lebih baik kamu lupakan saja keinginanmu itu."