"Benarkah itu, Pak Burhan?" tanya Marcel yang sudah duduk di pinggiran ranjang, sementara ajudannya—seorang pria agak gemuk dengan rambut penuh uban—tampak membungkuk di hadapannya.
"Begitulah kabar yang saya dengan dari Nona Ione, Tuan," jawab pria bernama Burhan itu
Marcel mengusap wajahnya. Ia pun memejamkan mata, tampak berpikir. Hanya selang beberapa detik, ia mencabut jarum infus di tangannya.
"Tuan Marcel mau ke mana?" tanya Burhan, mulai panik saat Marcel membuka lemari dan mengeluarkan tas. "Tuan Marcel masih harus dirawat!"
"Aku nggak bisa ngebiarin adikku begitu aja, Pak." Meski sendi-sendinya terasa kaku karena sudah lama tidak digunakan, ia tetap mengeluarkan bajunya dari tas. "Aku harus melakukan sesuatu."
"Tapi ...." Burhan akan mencegah kembali, tetapi akhirnya memilih untuk membiarkan tuannya itu. "Baiklah, saya akan siapkan mobilnya."