Bab 238
Mengelus dada, beristighfar dalam hati. Mencoba tenang agar tak timbul pertengkaran.
"Lima ratus ribu mana cukup Mas? Untuk pajak dan beli beras juga sudah habis." protesku.
"Ya, pintar-pintar kamu mengaturnya. Uang segini pasti cukup jika kamu hemat." ucapnya enteng tanpa beban.
"Gaji kamu lima juta, yang empat juta lima ratus untuk apa?" nada suaraku naik dua oktaf.
Maaf Ya Allah, aku sudah tidak sabar lagi. Semakin sabar bukan Mas Juna sadar tapi justru makin tak punya perasaan. Aku ini tulang rusuk bukan tulang punggung.
"Mas, sudah bilang ibu sakit jadi uang untuk pengobatan ibu lah. Masih kurang jelas penjelasanku?" teriaknya tak mau kalah.
Mencebikkan bibir.