Setelah masuk ku lihat tomas tergeletak lunglai di atas meja.
"Hay.. tomas !" Ujar ku membangunkan nya
"Hay broo! Akhirnya kau datang" ujar nya setengah sadar sepertinya dia sangat mabuk .
"Mari minum bersama" ucapnya kemudian menuangkan minuman ke dalam gelas ku, aku
menolak karna ini masih siang hari tidak mungkin aku minum-minum seperti ini.
"Maaf aku tidak bisa"ujar ku menolak gelas yang di sodorkan Tomas teman ku itu, dia teman ku dari saat kami kuliah di luar negeri kemudian setelah pulang dia meneruskan perusahan ayah nya .
"Baiklah kalau kau tidak mau, temani aku untuk hari ini" ujar nya kemudian menenggak minuman itu lagi.
"Apa yang terjadi" tanya ku penasaran seperti nya dia sangat kacau hari ini
"Huaahh... aku sangat lelah hari ini perusahaan ku terancam bangkrut, kami di tipu dan investor satu persatu menarik investasinya" ujar nya putus asa.
"Bisakah kau menolong ku untuk kali ini saja" ujar nya lagi sambil menggenggam tangan ku
"Apa?" Tanya ku penasaran
"Bisakah kau membujuk papa mu agar Parker company mau berinvestasi di perusahaan kami"
"Kau gila! Hubungan ku dengan papa tidak sebagus itu" ucap ku dengan terkejut
"Ahh baiklah, baiklah.. aku tau itu tidak mungkin"
"Kau sampai kapan akan kabur dari papa mu seperti ini dan bekerja sebagai dosen?" Tanya nya lagi
"Entahlah aku tidak tahu" ujar ku pasrah karena aku juga masih bingung apa yang harus aku lakukan selanjutnya aku tidak bisa terus-terusan membohongi papa seperti ini.
"Ah iya, kau ingat kecelakaan ku 5 tahun yang lalu?" Tanya ku
"Iya aku ingat" balas nya karena pada kejadian itu dia yang menolong ku dan mengurusi semuanya.
"Aku sudah menemukan gadis itu" ujar ku memberitahunyam
"Benarkah? Kau sudah menemukan gadis itu?"
"Yah dia salah satu mahasiswi ku di kampus "
"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Aku hanya ingin melindungi dan menjaga nya seperti pesan terakhir kakaknya" ujar ku sambil menyandarkan badan ku ke kursi.
----
Aku memarkirkan mobil dan menaiki lift ke lantai 21 di apartement ku, sudah dua tahun aku tinggal di sini karena pergi dari rumah. pada waktu itu papa sangat marah mendengar aku tidak ingin meneruskan perusahaan nya dan lebih baik aku pergi dari rumah itulah keputusan yang tepat bagi ku saat itu.
Setelah kecelekaan lima tahun yang lalu aku mengalami koma selama 2 tahun itulah salah satu alasan aku tidak bisa langsung mencari Raina dan yang mengurusi semuanya adalah tomas teman baikku.
Aku membuka pintu apartement lalu melepaskan jas ku kemudian menggantung nya, aku beranjak menuju dapur dan membuka kulkas kulihat ada beberapa bir
"ahh aku sudah berusaha menahan tapi pikiran ku sangat kacau hari ini" ujar ku akhirnya mengambil bir di kulkas kemudian meminum nya. Aku duduk di sofa yang menghadap ke laut lepas. Yah aku memilih apartement ini karena memiliki pemandangan yang sangat sempurna cukup membuat ku tenang dari hari-hari ku yang menyesakkan.
Cukup lama aku memandangi lautan itu, kulihat burung-burung menari-nari di atas laut lepas seolah tidak memiliki beban mereka bebas terbang kemanapun mereka pergi. Saling sahut-sahutan seolah mereka saling bercengkrama sungguh tenang senja sore ini kemudian aku tersadar dari lamunan ku dan beranjak dari sofa. ku lihat waktu sudah menujukkan pukul 7.00 PM. Aku mengambil handuk kemudian membuka kemeja ku, ku lihat badan ku di depan cermin aku yang bertelanjang dada mengamati postur tubuh ku.
"sepertinya aku harus rutin berolahraga lagi" ujar ku sambil mengelus perut ku yang rasanya sudah mulai mengendur abs nya
Kemudian aku ke kamar mandi lalu menghidupkan shower air panas dan mandi di bawah shower itu.
Setelah selesai aku melilit kan handuk dan membuka lemari baju ku dan memakai kimono tidur ku yang berwarna putih kemudian merebahkan badan ku di atas tempat tidur, sesekali aku mengecek ponsel ku ternyata tidak ada pesan yang masuk
"ahhh... membosankanya" ucap ku menghela napas dan melempar ponsel ku di atas tempat tidur
*
Ting tongg... Ting tongg....
Aku terbangun dari tidur ku dan melihat jam di dinding kamar yang menunjukkan pukul 7.00 AM.
"Sudah pagi rupanya" ujar ku sambil meregangkan badan. Lalu siapa itu yang berkali-kali memencet bel dengan tidak sabarnya. Aku turun dari ranjang dan memakai sendal yang tersusun rapi di bawah nya.
aku berjalan ke luar membuka pintu apartement ketika ku lihat di layar CCTV di samping pintu ternyata Aletta yang sedang menunggu di depan apartement ku.
"Apa yang membawanya hingga pagi-pagi sudah di depan apartement ku?" Tanya ku dalam hati.
Ketika aku membuka pintu, Aletta langsung melompat memelukku
"Hay babby, kenapa lama sekali membuka pintu"
"Kenapa pagi-pagi kau sudah di sini?"
"Tentu saja karena aku rindu" ujar nya langsung masuk tanpa aku suruh.
Ku lihat dia membawa sebuah papper bag entah apa isinya.
"Aku membawakan mu sarapan babby" ujar nya sambil meletakkan di atas meja makan ku kemudian menghidangkan nya di atas piring. Aku yang masih diam dan memperhatikan nya dari tadi.
Aku dan Aleta pernah menjalin hubungan saat kami masih kuliah di luar negri, tetapi kami sudah lama putus dia meninggalkan ku di saat aku koma 5 tahun yang lalu namun dia masih saja sering mengganggu ku.
"Kau tidak perlu repot-repot Aletta aku bisa makan di luar" ujar ku berdiri dari duduk ku dan ingin mandi
"sayang, kenapa kau tidak menghargai usaha ku? Aku sudah memasakkan ini untuk mu setidaknya cicipi sedikit" ujar nya merayu.
Aku terlalu malas untuk berdebat pagi ini jadi ku biarkan dia melakukan apa yang dia mau, kemudian aku mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi ku lihat Aletta berbaring di ranjang ku sambil menonton televisi, walau aku sudah tidak memiliki perasaan kepadanya tetapi pria mana yang tahan melihat seorang gadis berbaring di atas ranjang nya dan memperlihat kan bagian kaki nya yang putih dan mulus, aku berusaha menahan iman ku tetapi dia mencoba menggoda ku dengan menepuk-nepuk kasur di samping nya seolah menyuruh ku berbaring di samping nya. Aku hanya menatap nya kemudian dia berdiri dan mengalungkan tangan nya di leher ku sambil membisikkan sesuatu yang membuat ku semakin terangsang. Aku hanya menatap nya kemudian dia berdiri dan mengalungkan tangan nya di leher ku sambil membisikkan sesuatu yang membuat ku semakin terangsang.
AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!