"Bagaimana keadaan rara" Tanya mama nya Raina yang baru saja tiba
"Dia masih belum sadarkan diri ma" balas yasmin
Mama raina berdiri di depan pintu kamar pasien melihat raina yang sedang di tangani dokter dengan mata berkaca-kaca ia melihat putri kecilnya sedang tertidur tak berdaya
"Rara akan baik-baik saja ma" ujar yasmin menggenggam tangan mama nya raina
Dokter keluar dari ruangan itu mama nya raina dan yasmin bertanya bagaimana keadaan nya rara dan dokter pun mengizinkan keluarga untuk masuk menjenguk rara di dalam.
"Kau tidak apa-apa sayang?" Ujar mama mengelus kepala Rara
Rara tiba-tiba teringat juna yang menyelamatkan kan nya
"Di mana sir juna?" Tanya Raina
Yasmin tidak ingin memberitahu kan bahwa juna sedang di proses di kantor polisi ini pasti akan membuat rara cemas dan akan memperburuk kondisi nya sehingga yasmin pun terpaksa membohongi rara
"Dia baru saja pulang dari sini" ucap yasmin
"Benarkah? Dia tidak apa-apa?" Tanya Rara cemas
"Eung, dia baik-baik saja" ujar yasmin yang membohongi rara demi kebaikan nya.
"Bagaimana keadaan rara?"ujar Austin yang baru saja tiba
"Dia baik-baik saja dan baru saja tertidur setelah di beri kan obat" ujar Yasmin
"Ahh.. syukurlah" ucap austin sambil duduk di kursi depan kamar pasien
"Bagaimana dengan sir juna?" Ujar Austin bertanya lagi
Yasmin menghela napas
"Dia harus di proses di kantor polisi sebelum terbukti bersalah" jawab yasmin
Rara yang mendengar percakapan mereka dari dalam ruangan berdiri dari tempat tidur nya
"Ahhh.." ringis raina melepas selang infus di tangan kiri nya dan berjalan keluar menghampiri yasmin dan austin
"Rara!!!" Ujar yasmin kaget melihat raina yang berdiri di depan mereka
"Apa kata mu? Dia di kantor polisi?" Tanya rara memastikan
Austin dan yasmin diam seribu bahasa dan tidak bisa menjawab pertanyaan raina
"Jawab!!! Dimana sir juna? Kenapa dia di kantor polisi? Dia tidak bersalah!" Teriak raina sampai air mata jatuh dari pelupuk matanya
"Rara tenangkan dirimu dulu"
"Aku harus kesana"
"Rara jangan! Keadaan mu masih belum stabil!"
Raina berlari keluar dengan masih menggunakan seragam pasien dan memanggil taxi yang lewat
"Ke kantor polisi pak! Cepat" ujar raina memerintah sopir itu agar pergi dengan cepat
"Rara!!" Teriak austin yang mengejar raina dari belakang dan berhenti di depan rumah sakit
***
Juna baru saja selesai di interogasi dan terbukti tidak bersalah karena luka pelaku tidak terlalu parah. Juna pun akhirnya di bebaskan dari proses hukum.
Juna beranjak pergi keluar kantor polisi dan melihat raina turun dari taxi masih mengenakan seragam pasien rumah sakit
"Sir" teriak raina berlari memeluk juna
"Kau tidak apa-apa?" Tanya juna sambil merapikan rambut raina
"Eung" jawab raina dan tidak bisa menahan tangis nya ia menangis tersedu-sedu seperti anak kecil di pelukan juna
"Ternyata kau sangat mudah menangis di depan pria" ujar juna tersenyum menahan tawa
"Kau harus kembali ke rumah sakit nona raina maxwell"
Mereka pun pergi kembali menuju rumah sakit.
"rara" ujar yasmin dan austin hampir berbarengan berdiri dari duduknya melihat raina tiba di rumah sakit dan di belakang nya ada juna
Raina kembali masuk kedalam ruangan nya
"Bagaimana sir?" Tanya yasmin menanyakan perkembangan juna di kantor polisi
"Semua baik-baik saja, pihak kepolisian sedang menggeledah lokasi pelaku dan segera mencari tahu motifnya" ujar juna menjelaskan
Austi dan yasmin menghela nafas lega mendengar kabar baik dari juna.
Juna masuk kedalam ruangan raina dan melihat raina tengah tertidur dengan pulas juna mengelus kepala raina dan menggenggam tangan nya yang terlilit selang infus
Keringat menetes dari pelipis dan leher raina
"Sepertinya dia kepanasan" ujar juna mengelap keringat yang mengalir di kening dan leher nya raina juna mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk mengipasi raina.
Ia membuka-buka lemari dan menemukan sebuah kertas yang tidak berguna dan kembali duduk di samping raina
Juna mengipasi wajah raina dan mengelus kepala nya penuh kasih sayang.
Tetapi di luar ruangan austin melihat yang juna lakukan kepada raina api cemburu mulai membara di antara austin dan juna. Austin mengepalkan kedua tangannya, ia benar-benar merasa cemburu sekarang. Austin berdiri dari duduk nya dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Dokter memasuki ruangan Raina membuat Juna menjauh dari bangsal Raina.
"Raina Maxwell setelah menebus obat ini dia boleh pulang" ujar dokter menyerahkan resep kepada juna. Juna meraih catatan yang berisi resep dari dokter itu melihat nya dengan seksama
"Terimakasih banyak dok", ujar austin menyalami dokter itu
"Baiklah saya permisi" ucap nya dan pergi keluar ruangan itu
Juna kembali melihat catatan resep obat itu dan pergi menuju bagian administrasi.
Juna menurunkan barang-barang raina dari dalaam mobil nya dan mengantarkan raina ke dalam kamar nya.
"Ku harap kau cepat sembuh ra" ujar juna memgecup kening nya raina.
"Terimakasih sir, apakah anda ingin langsung pulang?" Tanya nya
"Sepertinya iya" ujar juna
"Makanlah dulu sebelum pulang, mama pasti sudah memasak kan sesuatu" ujar raina tersenyum girang menawarkan juna untuk makan
Juna melihat jam tangan nya sepertinya tidak ada hal mendesak hari ini.
Ia pun mengiyakan tawaran raina dan berjalan menuju meja makan.
"Terimakasih buat makanan nya" ujar juna kemudian melahap makanan yang berada di depan nya.
Mama raina tersenyum ramah melihat juna kemudian ia menyisihkan tulang yang berada pada ikan panggang itu dan memberikan nya kepada juna.
"Makanlah" ucapnya
Juna terdiam dan menatap mama nya raina ia begitu lembut dan baik kemudian ia kembali teringat ibunya bahkan sudah sangat lama ia tidak pernah makan bersama seperti ini.
Mama raina tersenyum dengan ekspresi seolah mengatakan "habiskan" dengan mata yang berkaca-kaca juna melahap habis makanan nya.
"Terimakasih untuk makanan nya" ujar juna lagi sambil sedikit menunduk mengucapkan terimakasih
"tidak apa-apa jika lain kali kau ingin makan sesuatu katakan saja" ujar mama raina dengan ramah.
"saya permisi pulang, sekali lagi terima kasih"
"sama-sama, kau hati-hati membawa mobil"
Juna tersenyum dan berlalu pergi masuk ke dalam mobilnya.
Juna kemudian mengambil ponsel nya dan mngirimkan pesan kepada raina.
Message juna
"Kau tidak ada jadwal besok? Aku akan menjemput mu. Kita akan kencan ke dua kita" raina tersenyum membaca isi pesan itu
"Kencan kedua?" Ya jika ada kencan pertama pasti akan ada kencan kedua dan kencan-kencan selanjutnya. Raina tersenyum sambil menggenggam ponsel itu di dadanya fikiran nya mulai tertuju sepenuh nya dengan juna parker yang mulai berhasil merebut hatinya.
**
AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!