Hari-hari dilalui dengan baik. Anggasta sering menghabiskan waktunya bersama dengan Shalomita. Ia jarang pergi keluar bersama dengan kedua temannya. Tetapi, Arthur dan Eric mengerti akan hal itu. Mereka membiarkan Anggasta untuk mencari cinta lain. Selama itu, Anggasta menceritakan semua tentang Meysha.
Beruntung Shalomita bisa menjadi teman untuk berbagi cerita. Wanita itu merupakan pendengar setia tatkala Anggasta menceritakan kehidupan keluarganya. Hingga suatu hari, Anggasta tengah mempersiapkan sesuatu. Ia tampak sibuk sekali di dalam kamarnya. Pintu terkunci dengan rapat. Sejak tadi pagi, Anggasta sibuk dengan laptopnya.
Tok… Tok… Tok…
Suara ketukan pintu membuat Anggasta terganggu. Beberapa kali terdengar, tetapi ia tidak menanggapinya. Hingga akhirnya, dengan rasa malas Anggasta beranjak dari tempat duduknya. Ia membuka pintu, dan muncul seorang wanita membawakan makanan dan juga minuman untuknya.
"Maaf, Tuan. Saya membawa makanan untuk Tuan," ujar wanita itu.