Sampailah Anggasta di tempat tujuan. Ia bergegas menuju tempat tinggalnya yang sudah disiapkan. Semua keperluannya selama menempuh pendidikan, telah disiapkan sedemikian rupa. Semua itu, dilakukan agar Anggasta lebih fokus pada pendidikannya.
Ia menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur. Ia membiarkan koper tergeletak begitu saja. Terasa lelah sekali menempuh perjalanan hingga sampai ke tempat ini. Anggasta memejamkan matanya untuk beberapa detik. Hingga akhirnya, ia mencari keberadaan ponsel. Ia hendak memberi kabar kepada Meysha.
Selesai mengirimkan pesan, Anggasta kembali pada posisi semula. Tanpa sadar, ia larut dalam mimpi. Rupanya, Anggasta lelah sehingga membuat kedua kelopak matanya terkatup sempurna. Tetapi, belum selesai Anggasta menuntaskan mimpinya, tiba-tiba saja ada mengetuk pintu. Anggasta kesal, ia enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Tapi, suara ketukan pintu semakin keras.