Selanjutnya, Meysha kembali beristirahat. Ia hendak menutup kedua matanya, tetapi terdengar ponsel yang bergetar. Secepatnya Meysha mengecek dan ternyata Anggasta menghubunginya. Pria itu mengingatkan Meysha untuk makan dan juga minum obat. Bukannya membalas, Meysha mengembalikan ponsel ke tempat semula. Ia menarik selimut, dan kembali tertidur.
**
Di sisi lain. Ternyata dugaan Anggasta benar. Ayahnya telah menunggu kedatangan Anggasta. Pria itu tengah duduk, dengan wajah penuh amarah. Anggasta tahu itu, dan ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ayahnya bangkit, ia melangkahkan kaki menuju anaknya.
"Dari mana saja kamu? Apa sudah berani pergi tanpa izin Ayah?" tanya ayahnya dengan nada tinggi.
"Tidak." Hanya kata itu saja yang keluar dari mulut Anggasta.
"Berani sekali kamu!"
Bug…