Meysha melihat jam di dinding.
Pukul 09.00
Matanya masih sangat berat, padahal ia tidur cukup lama.
Ia beranjak dan keluar dari kamar. Mengambil segelas air dan melihat bayangan Anggasta. Apa? Kenapa ia harus memikirkan Anggasta di pagi hari? Ia meneguk air di gelasnya. Ia kembali melihat bayangan Anggasta. "Apa aku bermimpi semalam? Kenapa orang itu terus menghantuiku?" gumamnya.
"Meysha, sudah bangun, ada Anggasta sini," ucap ibunya.
Meysha langsung terkejut. Ternyata bukan khayalan. Untuk apa Anggasta datang ke rumahnya pagi-pagi? Meysha menghampiri Anggasta dengan keadaan masih bermuka bantal. Ibunya pergi membiarkan Meysha dan Anggasta untuk berbicara.
"Ada apa?" tanya Meysha yang melihat keberadaan Anggasta di rumahnya.
"Ayo siap-siap," ucap Anggasta.
"Apa?"
"Ayo, kita pergi,"
"Ke mana?"
"Aku sudah meminta izin kepada ibumu," ucap Anggasta.
"Tunggu. Maksud kamu apa? Pagi-pagi datang ke rumahku dan mengajakku pergi?"
"Nanti kamu akan tahu."