Kaus putih. Kemeja kotak-kotak berwarna merah dan hitam. Celana jeans berwarna hitam. Sepatu kets berwarna putih.
Levi mematut penampilannya di depan cermin. Kepalanya mengangguk singkat melihat setelan yang ia pakai. Sederhana, namun tetap bergaya.
Laki-laki itu beralih menyisir rambut gelapnya dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Aroma maskulin menguar, menggelitik indera penciumannya. Ia harap Arin tidak terganggu dengan aroma parfum yang ia pakai.
Omong-omong tentang Arin, hari ini adalah hari di mana hubungan Levi dan juga Arin genap berusia satu bulan. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Levi tidak menyangka hubungannya dengan Arin sudah terjalin selama ini. Selama itu, ia merasa harinya begitu bahagia karena ditemani oleh seseorang yang mengisi hari-harinya. Membuatnya lebih bersemangat dan bergairah dalam beraktivitas. Percaya tidak percaya, Levi mulai mencintai kota Portland karena Arin. Sejenak ia terlupa kalau dirinya bukan penduduk asli kota mawar ini.