Arin masih bergeming menatap ponsel Levi. Lockscreen-nya memperlihatkan sosok seorang gadis dengan kepala tertunduk, tengah membaca buku.
Batin Arin resah menerka-nerka siapa sosok gadis itu. Arin menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepala cepat. Menghalau pikiran yang berseliweran di kepalanya. Arin mencoba berpikir positif, mungkin gadis itu adalah adik Levi atau saudaranya atau artis yang diidolakan oleh laki-laki itu.
Arin menaruh ponsel Levi kembali ke tempat semula.
"Arin."
Arin terlonjak mendengar suara itu. Ia memegangi dada saking kagetnya. Kepalanya menengadah dan menemukan Levi yang entah sejak kapan sudah berdiri di dekatnya.
Levi menatapnya heran. "Ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat kaget ketika aku datang?"
Arin bergumam panjang. Ia was-was, takut-takut kalau laki-laki mengetahui dirinya memegang ponsel Levi tadi.
"Eum ... tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang melamun tadi, makanya aku kaget."
