"Kenapa kau bersikap baik padaku?"
Levi mengernyit. Ia merasa sedikit aneh dengan pertanyaan Arin. Laki-laki itu kemudian tersenyum penuh arti ke arah Arin.
Sekarang justru Arin yang dibuat bingung mengapa Levi malah tersenyum padanya. Entah mengapa, Arin merasa jantungnya berdebar melihat senyuman laki-laki itu.
"Kau mau tau jawabannya?"
Arin mengangguk.
Levi lagi-lagi tersenyum.
"Berbaringlah."
Arin menautkan kedua alisnya. Berbaring? Apa maksud Levi?
"A—apa?"
Levi hanya tersenyum dan menjatuhkan tubuhnya perlahan di atas tanah berumput. Ia berbaring dengan tubuh menghadap langit biru di atas sana. Kepalanya bersandar pada tangan yang ia lipat. Levi melirik ke arah Arin lewat ekor matanya.
"Langit hari ini terlihat indah. Apa kau tidak tertarik melihatnya juga?"
Arin refleks mendongakkan kepala. Menatap langit biru dengan gumpalan awan putih. Matanya juga menangkap dua ekor burung gereja yang terbang berkejaran di atas sana dan hinggap di salah satu pohon.