Levi seperti biasa menunggu kedatangan Arin di depan gerbang sekolah. Ia harap-harap cemas apakah gadis itu akan datang ke sekolah atau tidak. Ia sedikit pesimis kalau Arin akan datang, mengingat kalau gadis itu sedang sakit. Namun, Levi tetap menunggu. Entahlah, ini sudah menjadi kebiasaannya.
"Levi?"
Levi menoleh ketika ada yang memanggil namanya. Levi agaknya terlalu berharap kalau suara itu adalah suara Arin. Levi selalu berharap kalau kelak Arin yang akan menyapanya duluan. Namun, kapan yang menjadi pertanyaannya.
Levi menemukan Angel yang tersenyum ke arahnya. Levi hanya menatapnya dengan senyum agak terpaksa. Jujur, Levi masih tidak terima dengan ejekan yang dilontarkan Angel tentang Arin waktu itu.
"Levi, aku ingin minta maaf soal kemarin," ungkap Angel dengan suara pelan. Ada nada penyesalan dalam kalimat gadis itu.
Levi mengangkat sebelah alisnya. "Tentang?"