Arin membuka kedua membuka matanya.
Ia mengerjap beberapa kali untuk memfokuskan penglihatan. Ia temukan langit-langit putih yang ada beberapa meter di atasnya.
Arin baru menyadari kalau dirinya tengah berbaring di atas sofa. Ia juga menemukan selimut yang menutupi tubuhnya. Pantas saja tidak ia rasakan dinginnya malam yang menusuk tulang.
'Apa aku masih berada di apartemen Levi?', gumamnya dalam hati.
Arin tertegun ketika tangannya jatuh, menyentuh sesuatu di bawah sofa. Arin menengok ke bawah dan terkejutnya ia menemukan sosok Levi yang tengah tertidur dengan posisi kepala bersandar pada sofa.
Arin memandangi wajah tenang Levi. Napasnya terlihat teratur ketika tertidur. Bahkan, Arin bisa mendengar dengkuran halus dari Levi.
Arin dibuat heran, mengapa Levi harus tidur di lantai? Tanpa selimut pula. Padahal Levi bisa saja tidur dengan lelap di kamarnya sendiri. Arin juga heran mengapa ia bisa tertidur di sini, di sofa apartemen Levi?