"Tolong! Siapa pun di luar sana!"
Arin masih berusaha memukul-mukul pintu itu. Berharap ada orang yang menyadarinya.
Tak lama Arin pun menghentikan usahanya. Sepertinya percuma ia memukul-mukul pintu ini sambil berteriak. Tidak ada perubahan sama sekali. Yang ada dia malah kelelahan sendiri. Tangannya sudah merah dan terasa panas. Benar-benar tidak ada yang menyadari kalau dirinya terkunci di dalam ruangan ini. Andai ia membawa ponsel pasti ia sudah mengabari Shella untuk menolongnya sejak tadi.
Arin tertunduk sejenak. Matanya mengedar ke penjuru ruangan. Ia kemudian teringat dengan tugas yang harus ia selesaikan yaitu membersihkan ruangan ini. Tidak mau membuang waktunya percuma, Arin segera mengambil sapu dan mulai membersihkan tempat ini. Setidaknya ia bisa melupakan kekesalannya dan mengistirahatkan diri.