Arindy mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, memfokuskan penglihatannya. Kepalanya terasa sedikit berdenyut.
Matanya terbuka sempurna dan langsung menatap ke atas, ke arah langit-langit kamarnya yang berwarna putih polos. Gadis itu mengusap wajahnya. Sepertinya ia baru saja ketiduran setelah membaca buku pelajaran sambil berbaring di kasur.
Arindy merubah posisinya menjadi duduk di atas kasur besar miliknya. Berusaha mengumpulkan keseluruhan nyawa yang ia miliki. Samar, pendengarannya menangkap suara televisi yang menyala. Mungkinkah itu mamanya? Tumben sekali mamanya sudah pulang jam segini. Tidak biasanya. Atau Arindy lupa mematikan televisi tadi? Sepertinya tidak. Arindy saja jarang menyentuh benda yang bisa mengeluarkan audio serta visual bersamaan itu. Entahlah, tontonan di televisi tidak ada yang berhasil membuatnya betah. Ia malah cenderung bosan jika menonton televisi.