"Tristan sama dengan gua, dia positif HIV, dan gua juga positif HIV." Teriak Rain
Semua jejak kesedihan menguap dari mulutku, lidahku tiba-tiba kering sampai aku merasa hampir tersedak. Baik dari kemarahan sebelumnya, atau fakta bahwa aku merasa seperti baru saja ditinju tepat di dada, air mata mengalir membasahi pipiku.
"HIV," ulang ku, kata itu terasa pahit di lidahku. "Sudah berapa lama?"
"Gua didiagnosis 6 bulan yang lalu." Kata-katanya membuatku bingung dan aku menarik-narik bajuku untuk meredakan sensasi di benakku bahwa tenggorokanku sedang menutup.
"Gua... gua..." Sebenarnya gua tidak tahu apa yang ingin gua katakan. Gua harus pergi.
"Dit, tunggu." Seru Rain, memblokir pintu dengan lengannya saat aku hendak keluar.
"Gua berbagi segalanya dengan Lu!" Aku menangis. "Selama ini....." Aku terdiam, jantungku berdebar sangat kencang hingga membuatku sesak nafas, dan semua kata-kataku hilang begitu saja. Sambil mendorong lengannya ke samping, aku membuka pintu dan lari.