Balqis memejamkan matanya saat ada suara yang memanggilnya dari belakang.
Dia tahu suara itu tak lain dan tak bukan adalah suara Mahesa itu sendiri.
'Kenapa dia harus memanggilku?' pekiknya di dalam hati.
Karena tak mau menjadi tontonan, Balqis lantas turun dari tangga sembari menghiraukan apa yang tadi diucapkan oleh Mahesa.
Lebih memilih untuk pergi bersama Arnaf ke meja perasmanan.
"Aku akan tetap memanggil namamu sebelum kamu berhenti."
Dia tak menyangka ternyata Mahesa ada di belakangnya saat ini.
Balqis hanya diam. Pijakan sepatu ia dengar hingga kali ini, dirinya sudah berada di depannya sendiri bersama Arnaf.
"Ikut aku ke belakang sebentar." pintanya. "Aku ingin bicara sebentar sama kamu."
"Apa yang harus dibicarakan lagi? Lebih baik kamu sekarang pergi dan layani orang-orang di sana." ujar Balqis dengan ketus.
"Please, Balqis." Mahes menghalangi jalannya. "Ikut aku ke belakang sebentar. Ada sesuatu hal yang perlu aku jelaskan sama kamu."