Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya nasi goreng buatan Balqis sudah selesai dibuat hingga memberikan aroma wangi yang melezatkan di hidung setiap orang yang menciumnya.
"Masya Allah..., ini kayaknya enak banget." Arnaf melihat masakan itu dengan mata berbinar, penuh antusias.
Dirinya terlihat tak tak sabar untuk segera mencicipi makanannya seperti apa.
"Tara..., sudah selesai." Balqis memberikan satu piring porsi besar kepada Arnaf.
"Ya Allah. Ini engga kebanyakan, Qis? Untuk kamu mana?"
"Engga apa-apa. Ini kan aku sengaja buat kamu."
"Terus kamu mau makan apa?"
"Aku bisa makan apa pun nanti."
Pria itu menggelengkan kepalanya. "Engga. Aku engga mau curang. Kalau aku makan kamu juga harus makan. Kalo kamu engga mau makan, kepaksa aku juga engga mau makan."
"Lho kok gitu? Kan kamu lagi sakit, Arnaf. Kamu harus-"