Aku melihat Arkan enggan ketika dirinya dipaksa oleh sang nenek untuk ikut kepadaku.
Lagi-lagi pernyataannya masih sama seperti apa yang dia katakan sebelumnya.
"Nenek udah nolongin dan bantu aku sampai sekarang. Tentu aku nggak akan semudah itu buat ngelupain jasa-jasa nenek yang udah rawat aku sampai saat ini. Aku nggak bisa tinggal kalau nggak sama nenek. Meskipun aku tinggal di rumah yang mewah sekalipun, kalau enggak ada nenek aku engga mau. Aku lebih baik tinggal di sini."
"Tapi kamu dulu pernah bilang sama nenek kalau kamu ingin sekolah. Kamu ingin bermain dengan selayaknya seperti orang lain. Sekarang keinginan kamu sudah dikabulkan sama Allah lewat kedatangan kakak baik ini. Sekarang kamu mau apa lagi? Kamu enggak usah khawatirkan kondisi nenek. Nenek bisa jaga diri baik-baik di sini. Kamu engga usah khawatir."
Di detik yang sama, tiba-tiba aku melihat Arkan menjatuhkan air matanya.
Dia menangis sambil memeluk tangan neneknya dengan erat.