"Ish." dengan refleks tangan Mahes tiba-tiba memukul paha Zaid. Perilaku aneh yang singkat itu seketika mengundang perhatian Zaid.
"Eh kenapa? Apa ada yang salah?"
Mahes terlihat gelagapan dan memejamkan matanya sesaat.
"Emangnya nggak boleh kalau Balqis nikah terus bahagia sama suaminya?" sebenarnya pertanyaan Zaid ini terlihat agak sulit jika dijawab dengan hati oleh Mahes.
"Ah ya, e-engga sih." pria itu terlihat gugup dan ucapannya terbata-bata. "Mana ada. Justru aku senang kalau melihat teman aku udah pada nikah. Artinya mereka semua sudah bahagia dengan kehidupannya masing-masing."
"Lalu dengan kamu?" ucapan Zaid kini terlihat sedikit menggoda.
"Kamu apanya?" Mahes masih berusaha menutupi seluruh kebimbangan yang ada di dalam hatinya itu. "Kamu jangan aneh-aneh ah."