Setelah duduk di sepeda bar besar milik Dias, Nita menyayangkannya. Sepeda ini memiliki sistem guncangan tersendiri yang membuat tubuhnya gemetar. Apalagi saat kendaraannya berguncang naik turun, dadanya juga ikut terguncang. Nita sangat malu sampai tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia hanya bisa menekan dadanya dengan satu tangan agar tidak terlalu terguncang.
Dias melihat ke bawah dari waktu ke waktu. Hanya satu kata yang muncul di benaknya, besar!
"Nita, kita mau kemana?" Tanya Dias sambil mengendarai sepeda.
Nita kembali menatap Dias dan tersenyum misterius: "Membawamu ke tempat istimewa."
Dias mengikuti instruksi Nita. Setelah beberapa saat, keduanya berhenti di depan gerbang besi besar. Dias Melihat tanda di sebelahnya, saya melihat tulisan "Panti Asuhan Lentera Kasih".
"Panti asuhan!"
Dias mengangkat alisnya dan melihat ke arah Nita dan berkata, "Ini adalah panti asuhan dimana kamu sering melakukan pekerjaan sukarela?"