Klik, klik ... Tangan Kertarajasa membuat suara tajam, tetapi tidak ada peluru yang ditembakkan, baru kemudian dia mengerti mengapa Dias tidak menghindar.
"Kamu ... kamu ... kamu jangan datang ke sini."
Kertarajasa sangat ketakutan sampai wajahnya berkeringat, tangannya gemetar, dan badannya jatuh ke tanah. Matanya penuh ketakutan, dan dia berteriak panik. .
Melihat Dias mendekat, dia terhuyung mundur, tanpa diduga, tumitnya menyentuh mayat anggota Geng Serigala Hitam. Dia jatuh ke tanah dengan tidak stabil.
Bau urin tercium di antarabau darah. Di bawah ketakutan yang ekstrim, Kertarajasa, pemimpin geng serigala hitam yang telah berada di Jogja selama lebih dari 20 tahun, ketakutan hingga mengompol.
Dia menatap Dias, yang sedang menatap rendah dirinya, dengan ngeri. Dengan cahaya ponsel yang tersebar di tanah, dia hanya bisa melihat bagian bawah wajah Dias, dan melihat senyum dingin di sudut mulutnya.