"Apa, kamu mengatakan bahwa orang yang menyakitimu adalah ... Tuan Dias?"
Mata Felix membelalak dan wajahnya penuh dengan ekspresi yang tidak bisa dipercaya. Dia melirik Dias yang sedang tersenyum di wajahnya. Felix tidak percaya bagaimana pemuda yang tersenyum ini bisa begitu kejam. Dia meraih tangan adiknya pelan-pelan, merasa seperti semuanya mendadak kacau.
Setelah kembali ke akal sehatnya, Felix melirik David dengan depresi. Lalu memandangnya dengan tatapan seperti berkata "Kamu adalah saudara yang keterlaluan. Orang lain tidak pernah memprovokasi kau, tetapi kau malah ingin memprovokasi Dias. Bahkan aku mengatakan bahwa aku akan membersihkannya. Ini sama saja mencari mati. Jika dia memberitahu Kakek Sugiono, apa lagi yang bisa aku lakukan di Jogja?"
Setelah terkejut, Felix dengan cepat melihat ke arah Dias dan berkata sambil tersenyum: "Tuan Dias, aku benar-benar minta maaf. Saudaraku telah menyinggungmu, maafkan aku."