Rasanya angin malam ini bisa menembus tembok pembatas di depan apartemen Krystal. Bulu kuduknya seketika berdiri saat Erik berjalan mendekatinya seolah memergokinya sudah menjadi mata-mata. Sejenak otak Krystal membeku dan tak bisa berpikir.
"Kalo kamu mau ngomong, ngomong aja, Krys. Kenapa harus sembunyi di belakangku?" tanya Erik dengan pandangan tajam ke arah Krystal. Krystal masih belum tau harus menjawab apa. Tiba-tiba Erik berjalan cepat dan mengambil tangan Krystal lalu menariknya ikut bersamanya. Krystal sempat panik namun tak bisa berbuat apapun, ia kebingungan.
"Mas Erik mau kemana?" tanya Krystal mulai ketakutan. Erik hanya bersikap dingin dan menekan tombol lift dan menarik Krystal masuk ke dalamnya.
"Mau bicara sama kamu," jawab Erik singkat tak melepaskan pergelangan tangan Krystal. Pintu lift menutup dan membawa mereka ke lantai bawah. Krystal masih tak bicara apapun selain menenangkan diri dengan memperbaiki detak jantung napasnya.