"Dia bahkan gak nanya aku ada dimana sekarang?" Fabian menggeleng. Gaara terdengar mulai putus asa. Metta mulai menyiksanya dengan rasa tidak perduli dan tidak butuh. Gaara merasa apapun yang sudah lakukan sia-sia.
"Dia marah sama aku dengan cara seperti ini," gumamnya pada diri sendiri. Gaara menghempaskan punggungnya lagi ke sandaran bangku di belakangnya.
"Pak, sebaiknya jangan ada yang melihat bapak rapuh seperti ini. Atau semua orang akan menganggap bapak lemah," ujar Fabian setengah berbisik. Gaara menoleh pada Fabian yang melihatnya serius lalu mengangguk mengerti.
"Aku harus buat Metta menginginkan aku kembali. Aku gak akan pulang sampai dia minta aku pulang," Fabian sedikit tersenyum memandang Gaara lekat.
"Saya takut Metta tidak merasa seperti itu. Apa yang mau bapak lakukan memangnya?" Gaara berfikir sejenak. Metta membuatnya pusing dan kehilangan akal.