Arsenio masih memandang Krystal dengan ekspresi terkejut. Sedangkan Krystal masih berada di depan paha Arsenio berlutut mencoba merayunya. Sebelah tangan Arsenio mulai mencegah tangan Krystal untuk membuka kancing celananya.
"Cukup, jangan diteruskan," ujar Arsenio dengan suara kecil.
"Kenapa?" Krystal bersikap seolah seperti gadis polos. Ia masih terus memandang Arsenio yang mulai gugup melihatnya.
"Aku pikir itu terlalu berlebihan." Krystal tersenyum dan menjauhkan tangannya dari kancing celana Arsenio. Tapi ia masih belum bangun dari posisi duduknya.
"Jadi apa Bapak mengakui jika aku bisa merayu?" tanya Krystal. Arsenio terdiam sejenak.
"Iya." Arsenio menjawab dengan singkat tanpa membalas senyuman Krystal.