Chapter 229 - 229

Metta menutup pintu sambil meringis dan kasihan melihat wajah salah satu manajer yang dimarahi oleh Gaara. Ia sudah sering melihat Gaara Syailendra marah atau menghancurkan barang karena tidak bisa menahan emosinya. Namun tetap saja tiap kali melihat, Metta masih saja terkejut.

 

 

Sambil masih berdiri dibalik pintu, Metta tiba-tiba berfikir tentang deadline komik yang diberikan oleh editornya. Ia menoleh ke arah pintu dan memiringkan kepalanya.

 

 

"Aku ada ide!" sahut Metta tiba-tiba dan berjalan mencari-cari kertas. Ia membongkar sebuah laci berisi peralatan tulis dan mengambilnya. Dengan modal beberapa kertas dan balpoin, Metta mulai mencoret-coret konsep ide yang masuk ke kepalanya diatas kertas kosong.

 

 

Ia menulis beberapa outline sebelum mengkonsepnya menjadi sebuah cerita. Sambil duduk melipat kakinya, Metta terus menulis hingga terciptalah sebuah ide cerita awal dari komik barunya. 

 

 

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS