Gaara masih memandang Metta dengan mata berkaca-kaca. Mata kecilnya menyiratkan luka yang tidak dimengerti oleh Metta. Seumur hidupnya, Gaara tidak pernah meminta apa lagi memohon. Kali ini seorang gadis membuatnya mulai jatuh, namun ia menolak berlutut dan memohon pada seorang wanita.
Tangan Gaara yang semula berada di lekuk tubuh Metta, mulai perlahan melepaskan sentuhannya pada kulit Metta. Ia mengepalkan jarinya pada sebelah tangannya dan mulai mengeraskan rahangnya.
"Jangan sentuh aku lagi, pergi!" ujar Metta dengan suara pelan dan rendah. Mata nya masih meneteskan airmata dan Gaara masih belum beranjak dari posisinya memeluk Metta dari belakang. Gaara belum menjawab, ia malah membalikkan tubuh Metta perlahan hingga punggungnya berbaring lurus di ranjang pasien dengan Gaara berada di atas tubuhnya.