Rasanya baru kemarin rasanya Metta lolos dari maut karena bertahan diri di hutan sendirian. Ia masih berusaha melupakan rasa sakit dan trauma akibat kelaparan yang luar biasa saat itu. Metta menutup matanya sejenak saat ancaman Gaara itu keluar dari mulutnya. Ia diingatkan bagaimana Gaara bisa tidak mampu mengendalikan emosi nya dan bertindak diluar nalar.
Ketika Metta membuka matanya lagi, mata Gaara masih berkaca-kaca melihat Metta. dia mengancam tapi dengan mata yang lebih tersirat sedih dan terluka. Dan perasaan Metta seolah menjadi berbeda ketika melihatnya.
"Aku gak segan-segan menyiksa kamu, jangan pernah buat aku marah" tambahnya lagi. Suaranya pelan dengan nada rendah yang mengancam dan itu membuat Metta menjadi takut. Memancing kemarahan Gaara adalah hal terakhir yang seharusnya dilakukan Metta.