Chapter 151 - 151

Fabian masih berdiri dengan tersenyum dan baru saja menjelaskan apa yang diinginkan atasannya. Dari semua alasan, maka alasan yang dipakai Gaara malam ini adalah yang paling konyol. Daripada lewat jalan raya yang besar dan nyaman ia malah memaksa lewat jalan komplek yang sempit dan tidak nyaman. Bahkan hingga harus membeli seluruh komplek lingkungan perumahan itu agar ia bisa leluasa lewat.

Beberapa keluarga mulai protes tapi karena penjelasan dari ketua RT tentang siapa pemilik baru yang menguasai wilayah mereka tinggal sekarang, kini semua orang diam saja dan membiarkan Gaara Syailendra melakukan apapun yang ia mau.

"Trus kenapa dia gak langsung lewat aja, ngapain dia berhenti di depan rumahku?" tanya Metta setengah berteriak. Fabian yang belum melepaskan senyumannya malah menaikkan bahunya. Metta makin bingung dan mengerutkan keningnya. Ia bahkan hingga menggaruk kepalanya yang tidak gatal beberapa kali.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS