Metta masih duduk sendiri dan menangis sambil duduk di depan meja kerjanya di ruang depan. Ia masih sesekali terisak sambil menghapus airmatanya. Kadang-kadang ia suka seperti ini, menangis jika sedang sendiri. Dilupakan oleh orang yang sangat dicintai sementara ia terus setia menunggu adalah suatu hal yang berat. Sedangkan ia menghadapi semuanya sendirian.
Sejak kecil sebenarnya Metta sudah melakukan semuanya sendiri. Ia memang memiliki keluarga angkat namun mereka tidak begitu memperhatikan kebutuhan Metta. selain hanya memberi nama keluarga, praktis hampir tidak ada yang dilakukan keluarga angkatnya untuk Metta. ia selalu sendirian melakukan sesuatu dan tidak pernah mengeluh. Sekalipun ai tidak pernah diperlakukan adil oleh keluarga angkatnya namun Metta masih merasa bersyukur ada sebuah keluarga yang mau mengangkatnya menjadi salah satu anggota keluarga.